Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) menceritakan perjalanan umrahnya. Begini pengalaman saat menuju Madinah.
Saat sampai di Madinah berbagai dokumen diperiksa secara cepat. Setelah semua selesai jemaah pun diantar menuju hotel yang berlokasi tak jauh dari bandara.
"Bus diberangkatkan menuju ke hotel di Madinah, itu perjalanan tidak sampai 1 jam itu sangat cepat sekali," kata Bendahara Umum AMPHURI, Tauhid Hamidi.
Bagi jemaah umrah yang sudah vaksin empat sekawan, Pfizer, Moderna, Astrazenecca dan Johnson&Johnson maka tak perlu karantina. Namun, jemaah dengan vaksin sinovac atau sinopharm maka harus karantina selama 3 hari.
"Bagi yg nonkarantina memakai vaksin empat sekawan, malamnya dibagikan gelang, jadi ada gelang kaya kita haji itu kalau mau masuk ke Arafah Mina dibagikan gelang, membuktikan bahwa kita ini adalah jemaah," kata Tauhid.
"Setelah itu, bagi yang ada gelangnya kita bisa masuk ke masjid, bagi yang tidak, biasanya kita menggunakan (aplikasi) Tawakkalna, jadi kemana-mana di handphone kita ini masuk ke hotel misalnya ke mall harus menunjukkan gelang atau Tawakkalna," dia menambahkan.
Jadi, jemaah yang tak dikarantina bisa masuk ke masjid mengenakan gelang, karena ada beberapa pintu yang dijaga askar yang selalu memeriksa siapapun yang masuk. Tak lupa, jaga jarak pun harus dilakukan saat jemaah sudah berada di dalam masjid.
"Setelah itu, kita lihat di masjid juga harus memakai physical distancing, jaraknya sekitar 1,5 meter per orang tidak boleh berdekatan, ada ada orang yang saya lihat berdekatan itu askar langsung tegur kemudian menegur orang tersebut menjaga jarak," kata Tauhid.
Kemudian, sistem juga berlaku saat jemaah ingin ziarah ke Raudhah. "Masuknya dari pintu satu Vabussalam jadi kita masuk ke pintu satu Babussalam kemudian kita ziarah ke makam Rasulullah abu bakar dan Umar bin Khattab kemudian langsung keluar," dia menambahkan.
Simak Video "Video: Sekeluarga Asal Semarang Korban Tewas Kecelakaan Bus Umrah Dimakamkan di Saudi"
(elk/fem)