Seorang WN Amerika Serikat (AS) mengeluhkan kondisi hotel karantina yang ditempatinya di Indonesia. Per malam tarifnya Rp 2 juta tapi kondisinya bobrok.
WN asal AS itu diketahui bernama Matthew J Martin. Matthew atau yang akrab disapa Abah Omar. Dia membagikan pengalamannya menempati hotel karantina yang kondisinya sangat tidak layak lewat media sosial Instagram dan Twitter.
Dari video dan foto yang dibagikan Matthew, tampak kondisi hotel karantina itu kotor, karpetnya penuh debu, tempat tidur berisik, cat mengelupas, dan dinding berjamur. Bisa dibilang kondisi hotelnya bobrok, padahal Matthew sudah membayar mahal Rp 2 juta per malam untuk hotel karantina itu.
"Kita semua menghormati peraturan siap bayar. Tapi langsung datang ke kamar jelek banget luar biasa," ungkanya kepada detikcom, Senin (10/1/2022).
Abah Omar mengaku tidak keberatan bila harus menanggung beban biaya karantina sekitar Rp 2 juta semalam untuk 10 hari. Meski ketika dia mengecek di situs Traveloka, harga normalnya hanya Rp 300 ribuan per malam. Dia sangat menyayangkan kondisi hotel yang sangat tidak terawat.
Soal nama hotelnya, Abah Omar tidak mau menyebutkan, karena ada peraturan yang mencantumkan bahwa dia tidak boleh menyebutkan nama hotel tempat dia menjalani karantina, bahkan membagikannya ke media sosial.
"Lihat dari peraturan pertamanya saja sudah aneh, harus merahasiakan nama hotel. Peraturan pertama itu bukan tentang kesehatan," ungkap Abah Omar.
Selain kondisi hotel yang bobrok, Abah Omar juga mengeluhkan soal tidak ada udara segar atau tempat untuk berjemur di hotel tempat dia menjalani karantina.
Saat ini, Abah Omar menjalani karantina bersama dengan putranya. Mereka dinyatakan positif COVID-19 namun tidak bergejala. Sebelumnya mereka sudah menjalani tes PCR di AS dan hasilnya negatif.
Video Abah Omar yang membagikan kondisi kamar hotel karantina itu pun viral di media sosial. Video tersebut sudah dilihat lebih dari 4.000 kali sejak pertama kali diunggah di Instagram pada Minggu (9/1/2021).
Simak Video "Video: Viral WNA Mabuk-Ngamuk di Kalibata City"
(wsw/ddn)