Derita WNA: Tak Bisa Pilih Hotel Karantina, Jika Menolak Bakal Dideportasi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Derita WNA: Tak Bisa Pilih Hotel Karantina, Jika Menolak Bakal Dideportasi

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Senin, 10 Jan 2022 19:16 WIB
ilustrasi kamar hotel
Foto: Ilustrasi hotel (Thinkstock)
Jakarta -

Seorang WN asal Amerika Serikat mengeluh soal hotel karantina yang kondisinya dinilainya tidak layak. Dia mengaku tak bisa memilih, jika menolak dia diancam deportasi.

Matthew J Martin, WN asal AS pulang ke Indonesia untuk bertemu kembali dengan keluarganya setelah berbulan-bulan terpisah. Setibanya di Jakarta, Matthew mengikuti aturan karantina yang ditetapkan pemerintah.

Awalnya, Matthew bersama dengan sang anak menjalani karantina di hotel Mercure di Jalan Gatot Subroto. Namun kemudian, mereka berdua dinyatakan positif COVID-19. Mereka akhirnya dipaksa untuk pindah hotel karantina ke sebuah hotel di bilangan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Matthew tidak bisa memilih hotel karantina karena ada oknum petugas yang mengancam bila dia tidak tanda tangan, maka dia terancam deportasi.

"Untuk pilihan hotel opsi tidak diberi. Dipaksa ke hotel ini saja. Petugas satgas di hotel awal memberi surat, katanya kalau saya tidak tanda tangan surat terima pindah ke hotel isolasi ini saya dideportasikan," ungkap Matthew kepada detikcom, Senin (10/1/2022).

ADVERTISEMENT

"Petugas datang ke kamar saya di Hotel Mercure, katanya harus tanda tangan ini. Jawaban saya ... harganya berapa? Saya tidak bisa tanda tangan ini tanpa biaya yang jelas. Akhirnya mereka tulis harganya Rp 11 juta/orang (10 hari)," imbuh Matthew.

Di hotel karantina itu, Matthew mengeluhkan kondisinya yang sangat tidak layak. Padahal dia membayar mahal untuk hotel karantina itu, per malamnya sekitar Rp 2 juta.

"Hotel ini kondisinya sangat rendah. Semua tamu sangat terkejut dan merasa tidak enak saat melihat kondisi tersebut. Karpet di koridor dengan kotoran yang terlihat dan debu. Kondisi dalam kamar lebih buruk. Kamar dengan karpet sangat usang, sangat kotor dan hitam dengan kotoran," terang Matthew.

"Ketika saya tiba, ada banyak debu di lantai dan di mana-mana. Dinding kamar banyak noda, cat retak yang berjatuhan ke lantai. Perabotan memiliki banyak noda dan terlihat kotor. Banyak kamar memiliki tempat tidur yang sangat buruk, yang tampak rusak dengan lekukan besar di tengahnya," katanya lagi.

Setelah keluhannya viral di Instagram, Matthew akhirnya dihubungi oleh petugas hotel. Sudah ada follow up dari mereka, kamar mereka akhirnya diganti. Namun untuk masalah air panas masih belum.

"Untuk ganti kamar, alhamdulillah sudah diganti. Kamar awal lebih jelek, kecil, dan bobrok. Setelah sudah jadi viral, petugasnya follow up. Coba perbaikan. Tapi air panas masih belum," tutupnya.

Tim detikcom masih berusaha menghubungi hotel terkait dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) tentang keluhan WNA ini.




(wsw/ddn)

Hide Ads