Sejumlah bangkai pesawat mangkrak di lahan kosong yang berlokasi di Jalan Raya Parung-Bogor, Desa Pondok Udik, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. Kabarnya, pesawat-pesawat bobrok itu akan dijadikan objek wisata.
Pantauan detikcom, tumpukan pesawat itu berada di lahan kosong, yang luasnya diperkirakan mencapai 1 hektare. Lahan kosong berisi tumpukan pesawat itu dibatasi tembok dan pagar besi. Beberapa pesawat nampak sudah terpotong dan menyisakan bagian depannya.
Namun, beberapa nampak masih utuh dan lengkap dengan bagian sayap pesawat yang masih terpasang. Potongan pesawat juga nampak sengaja dipasang di bagian atap bangunan seperti hanggar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikcom juga sempat mendatangi gudang lainnya yang digunakan untuk penyimpanan bagian pesawat lainnya. Lokasinya juga berada di Jalan Raya Parung-Bogor. Namun di gudang ini tidak berisi bangkai pesawat, melainkan interior pesawat.
Di lokasi kedua, nampak ratusan kursi pesawat yang sudah dibersihkan dan disusun rapi di dalam gudang. Gudang ini, disebut merupakan milik orang yang sama dengan pemilik gudang berisi bangkai pesawat
Kepala Desa Pondok Udik Entis Sutisna bilang lahan yang dijadikan gudang bangkai pesawat itu telah ada sejak 2019. Pemilik bangkai pesawat itu menyewa lahan tersebut.
![]() |
"Itu sudah sejak 2019 ya, lahannya ngontrak, kalau enggak salah itu 10 tahun, tetapi dibagi dua termin, pertama 5 tahun kemudian dilanjutkan 5 tahun lagi. Izinnya memang untuk gudang," kata Entis.
"Memang, pernah juga itu mengajukan perubahan izin peruntukan, katanya buat resto atau apa gitu, menggunakan eks pesawat itu jadi tempat makan dan sebagainya. Tapi, saya belum ijinkan karena itu kan awalnya untuk gudang eks pesawat," Entis menambahkan.
Baca juga: Kapan Garuda Angkut Lagi Jamaah Umrah? |
Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor merespons adanya kandang pesawat dengan meninjau langsung gudang penyimpanan tersebut.
Kadisbudpar Kabupaten Bogor Deni Humaedi mengatakan mendatangi lokasi gudang bangkai pesawat untuk memastikan apakah di dalamnya ada kegiatan usaha atau tidak.
"Di lahan ini pemilik bangkai pesawat-pesawat ini memang sewa tanah untuk gudang, dan ini sudah ada perjanjiannya untuk 10 tahun dari 2018. Lahan di sini ada 1,2 hektar. Jadi ini murni yang disini adalah gudang," kata Deni.
"Informasi awal di sini tuh akan dibangun resto, memang ada wacana itu. Tetapi tidak ada, mungkin dalam waktu dekat, mungkin karena kondisi," Deni menambahkan.
Deni bilang Pemkab Bogor akan mendukung andai pemilik bangkai pesawat berencana mengembangkan gudang bangkai pesawat ini untuk dijadikan restoran atau lokasi wisata. Namun ia meminta agar pengelola menempuh semua prosedur.
"Tentu pemkab akan mendukung (jika ada resto atau wisata), dan itu akan berdampak masyarakat. Terlebih kawasan Kemang-Parung itu masuk dalam kawasan pengembangan pariwisata daerah," ujar Deni.
![]() |
"Tentunya, ini akan menambah destinasi wisata, di samping itu akan berpengaruh baik bagi masyarakat dan ini akan jadi pilihan orang berkunjung. Di sini juga bisa jadi sarana edukasi, contoh misalkan ada pesawat dengan pengenalan, ada resto," Deni menjelaskan.
"Terhadap wacana ini, tentu Pemkab mendukung tetapi tolong nanti ditempuh semua prosedurnya, SOP-nya," kata Deni lagi.
Sopian, penjaga gudang sekaligus perwakilan pemilik bangkai pesawat mengatakan, di lahan seluas 1,2 hektar tersebut terhampar 15 unit bangkai pesawat.
"Apa yang disampaikan Pak Kadis tadi sesuai konfirmasi, sesuai apa yang kita laksanakan selama ini. Jadi kita hanya gudang. Walaupun nanti untuk perencanaan resto itu kita belum bisa menjawab, karena kondisinya masih dalam keadaan Covid. Tapi walau pun nanti kita berencana mau membuat resto di situ, kami akan menempuh perizinan yang sesuai peraturan yang berlaku," kata Sopian.
Sopian tidak bisa menyebutkan berapa harga-harga dan dari mana asal bangkai pesawat itu.
"Kalau masalah harga saya sebagai wakil dari Pak Haji Tedi, saya tidak bisa mencampuri. Saya hanya bisa menjaga, menjelaskan, kita belum menuju ke rupiah," kata Sopian.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!