Kelewat Populer, Kota di Italia Ini Berlakukan Tiket Masuk

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kelewat Populer, Kota di Italia Ini Berlakukan Tiket Masuk

Syanti Mustika - detikTravel
Jumat, 21 Jan 2022 17:45 WIB
Kanal di Venesia
Foto: Getty Images/iStockphoto/bluejayphoto
Venesia -

Venesia sepertinya telah bulat memutuskan untuk menagih tiket masuk kepada turis. Namun, detail aturan ini belum dipaparkan secara lengkap.

Dilansir detikcom dari AFAR, Jumat (21/1/2022) pemerintah Venesia pun mengambil langkah akan overtourism yang menjadi permasalahan kotanya selama bertahun-tahun. Sebelum pandemi, 25-30 juta turis meramaikan La Serenissima setiap tahunnya.

Selain itu, turis yang ramai juga menyumbat jalan-jalannya yang sempit, mencemari kanal dan mendorong penduduk setempat keluar karena apartemen bersejarah mereka diserahkan kepada persewaan jangka pendek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Venesia pernah menjadi pusat republik maritim yang kaya dan kuat, tapi populasi Venesia telah menyusut menjadi sekitar 50.000 warga saja. Situasi mengerikan ini membuat Komite Warisan Dunia UNESCO mempertimbangkan untuk memasukkan kota itu ke dalam daftar situs warisan yang terancam punah.

Violin of Noah di VenesiaViolin of Noah di Venesia Foto: (AFP)

Walikota Luigi Brugnaro pertama kali mengumumkan rencana untuk membebankan biaya kepada wisatawan untuk mengunjungi kota pada Desember 2018, tetapi ditunda selama pandemi. Sekarang tampaknya kota akan mulai mewajibkan wisatawan untuk memesan tiket terlebih dahulu mulai sekitar tahun ini.

ADVERTISEMENT

Namun, rinciannya masih dalam tahap finalisasi. Termasuk berapa banyak wisatawan yang akan dikenakan biaya, bagaimana penerapannya dan tanggal pasti pelaksanaannya.

"Kami sedang berupaya menyempurnakan sistem reservasi wajib untuk kota, untuk mencegah perjalanan sehari dan mendorong pariwisata pengalaman berkualitas tinggi," Dr. Letizia Di Maglie, sekretaris anggota dewan Kota Venesia Simone Venturini pada media AFAR.

"Venesia sedang membuka jalan di tingkat global untuk pengembangan sistem yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengimbangi konsekuensi negatif dari pariwisata berlebihan." tambahnya.

Di Maglie menegaskan bahwa bagi wisatawan yang menginap di hotel dan bangunan lainnya, Venesia tetap dapat diakses tanpa batasan apa pun. Dan dia mempertegas bahwa tujuan kota ini adalah untuk mengontrol arus pengunjung dari "ruang kendali pintar" menggunakan kecerdasan buatan, yang juga akan membantu mengatur transportasi dan layanan lainnya.

Sejauh ini belum ada kabar tentang penggunaan pintu putar yang dulu sempat kontroversial.

Berdasarkan laporan dari Euronews, 7 Januari lalu bahwa rencana untuk 2022 hanya mengizinkan pelancong mengunjungi kota setelah mereka memesan tiket 5 euro (USD 5,70) secara online. Surat kabar Italia Venezia Today bulan ini melaporkan, bahwa tassa di sbarco (pajak keberangkatan) akan berkisar antara €3- €8 (UDS 3,50- USD9) untuk pelancong harian. Sedangkan turis yang menginap di hotel, di mana pajak kota dikenakan sudah ditambahkan ke tagihan akan dikecualikan.

Mereka juga melaporkan bahwa pemerintah kota sedang mendiskusikan aplikasi untuk pemesanan dan pintu putar untuk menegakkannya. The Points Guy mencatat bahwa akan ada 500 kamera CCTV yang dipasang di seluruh kota, dan polisi akan menggunakan data ponsel untuk memantau pengunjung.

Tur travel yang kurang sejalur dengan pemerintah

"Menurut pendapat saya, mereka belum menemukan parameternya," Fulvio De Bonis, salah satu pendiri operator tur mewah Imago Artis Travel.

Sementara itu, dia dan banyak orang lain di industri pariwisata percaya bahwa sesuatu harus dilakukan untuk menyelamatkan kota dari overtourism. Namun, tidak semua orang setuju dengan pendekatan tersebut.

Kritikus lain dari rencana adanya pemasangan pintu tersebut percaya bahwa memasang pintu putar di pintu masuk ke pusat bersejarah Venesia akan memberi pengunjung kesan bahwa mereka memasuki taman hiburan seperti Walt Disney World. De Bonis setuju bahwa pintu putar bukanlah cara yang tepat.

Dia menyarankan sistem yang mirip dengan sistem izin hijau Italia saat ini. Yaitu setiap kali pengunjung memasuki restoran, museum, atau tempat lain, mereka harus menunjukkan di aplikasi bahwa mereka telah membayar pajak kota.

"Kita harus melestarikan dan melindungi keajaiban Venesia, membatasi jumlah kedatangan. Kami tidak bisa membiarkan massa terus merusak citra laguna," kata De Bonis.

"Memasuki Venesia adalah memasuki dunia keajaiban yang kita semua nikmati sebagai penonton. Jika bayaran harus menjadi salah satu cara untuk melindungi Venesia, saya menyambutnya, tetapi itu bukan satu-satunya solusi. Dan jelas uang yang diperoleh harus digunakan untuk pemulihan dan pemeliharaan kota," pungkasnya.




(sym/rdy)

Hide Ads