Walau sama-sama ke luar negeri, WNI yang liburan dan jamaah umrah punya misi yang berbeda. Mereka pun menuntut adanya perbedaan perlakuan karantina.
Saat ini Pemerintah memberi satu perlakuan yang sama untuk semua WNI yang pelesir dari luar negeri, yakni wajib tes PCR COVID-19 hingga mewajibkan karantina bagi yang terindikasi positif.
Terkait hal itu, jamaah sekaligus pengusaha umrah menyatakan keberatannya dan mengharap adanya perlakuan khusus bagi jamaah. Kritikan itu disuarakan oleh Ahmad, (bukan nama sebenarnya) pada detikTravel via telepon, Sabtu (22/1/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahmad pribadi telah merasakan bagaimana aturan dan alur karantina COVID-19 di Indonesia sepulang dari tanah suci. Ia pun membandingkan jamaah umrah dengan WNI dan baru pulang liburan dari luar negeri.
"Padahal jamaah umrah ini bukan orang-orang kaya yang jalan dari luar negeri. Bedakanlah karantina ini, gak bisa disamakan. Orang ibadah umrah ini orang miskin, bahkan banyak orang datang dari kampung," kritik Ahmad.
Kala menjalani rujukan di Wisma Atlet, Ahmad mengaku bertemu dengan berbagai orang dari sejumlah latar belakang. Mulai dari orang Indonesia yang baru pulang pelesir ke luar negeri, anak-anak, pekerja pabrik hingga pekerja dunia hiburan malam.
"Di sini ternyata tak hanya penampungan dari luar negeri, tapi semua yang positif ter-screening dari mana saja. Saya ketemu orang-orang dari pabrik, keluarga bareng anak-anaknya juga ada. Banyak orang-orang celana pendek bertato pekerja kafe kena di sini. Bagaimana kita orang-orang umrah?" sambungnya.
Merujuk pada hal tersebut, Ahmad ingin agar ada tempat karantina khusus seperti Wisma Atlet yang dikhususkan untuk jamaah umrah saja. Selain meminimalisir kontak, juga memberi rasa aman lebih bagi para jamaah.
"Kalau harus karantina ada hotel khusus yang kerjasama dengan Pemerintah, Kemenag dan asosiasi untuk isoman kedatangan dari Saudi khusus untuk jamaah umrah. Biar tidak bercampur-aduk, jamaah umrah itu prokes banget," tutur Ahmad.
Selama melakukan ritual ke Tanah Suci, Ahmad mengaku telah melakukan tes PCR COVID-19 sebanyak 5 kali dari Arab Saudi hingga kembalinya di Indonesia.
"Saya menyuarakan ini bukan untuk saya sendiri. Saya sebagai warga negara juga wajib kritis," pungkasnya.
(rdy/rdy)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!