UNESCO memasukkan perahu yang diperkirakan telah ada sejak zaman Viking ke dalam warisan terbarunya. Kapal itu berusia 1.000 tahun.
Dilansir detikTravel, Kamis (27/1/2022) perahu layar kayu bangsa Nordic, yang kerap disebut clinker, ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO pada Desember 2021.
Clinker diajukan sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO oleh Denmark, Finlandia, Islandia, Norwegia, dan Swedia. Perahu itu pun menjadi Warisan Budaya Tak Benda pertama yang diajukan bersama oleh seluruh wilayah Nordic.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengajuan perahu Viking ke UNESCO tersebut ditandatangani oleh sekitar 200 komunitas dan pembawa budaya di bidang konstruksi dan kerajinan perahu clinker tradisional, termasuk komunitas Sami.
Istilah clinker mengacu kepada cara papan kayu perahu diikat menjadi satu. Para pendukung nominasi berharap itu akan menjaga dan melestarikan teknik pembuatan kapal dari era Viking untuk generasi mendatang karena jumlah pengrajin clinker aktif memudar dan nelayan dan lainnya memilih kapal dengan lambung serat kaca yang lebih murah.
![]() |
Sekarang hanya ada sekitar 20 pengrajin perahu clinker yang tersisa di Denmark dan mungkin hanya 200 di seluruh Eropa utara.
"Kita bisa melihat bahwa keterampilan membangun mereka, keterampilan mengarungi perahu, pengetahuan orang-orang yang berlayar yang turun temurun itu semakin lemah dan menghilang," kata Soren Nielsen, kepala galangan kapal di Museum Kapal Viking di Roskilde, sebelah barat Kopenhagen.
Museum Kapal Viking tidak hanya memamerkan sisa-sisa kapal kayu yang dibangun 1.000 tahun yang lalu. Namun mereka juga bekerja untuk membangun kembali dan merekonstruksi kapal Viking lainnya.
Prosesnya ini melibatkan penggunaan metode arkeologi eksperimental untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam dan lebih praktis tentang Zaman Viking, seperti seberapa cepat kapal berlayar dan berapa banyak orang yang diangkutnya.
"Kami pikir itu adalah tradisi yang harus kami pamerkan dan kami harus memberi tahu orang-orang bahwa ini adalah bagian dari masa lalu kami," katanya.
Adapun ciri perahu clinker kayu dilihat dari penggunaan papan lambung kayu memanjang yang tumpang tindih yang dijahit atau dipaku menjadi satu. Pembangun kapal diperkuat secara internal dengan komponen kayu tambahan, terutama pohon ek tinggi yang menjadi tulang rusuk kapal. Kemudian, celah di antara kayu diisi dengan tar atau lemak yang dicampur dengan bulu hewan, wol, dan lumut.
Nielsen mengatakan ada bukti bahwa teknik clinker pertama kali muncul ribuan tahun yang lalu, selama Zaman Perunggu. Perahu itu mencapai puncak popularitas di Zaman Viking.
Era tersebut, dari 793 hingga 1066, adalah saat orang-orang Norsemen atau Viking melakukan perampokan, kolonisasi, penaklukan, dan pelayaran perdagangan skala besar ke seluruh Eropa. Mereka juga mencapai Amerika Utara.
Kapal mereka yang ringan, kuat, dan cepat tidak tertandingi pada masanya dan menyediakan fondasi bagi kerajaan di Denmark, Norwegia, dan Swedia.
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol