AirAsia Group telah mengubah nama induk perusahaan grupnya menjadi Capital A. Biarpun begitu, nama maskapai penerbangan tak berubah.
Nama induk perusahaan berubah, CEO Capital A, Tony Fernandes ingin mengembangkan produk di grup dan layanannya lebih dari menjual tiket, tapi juga perusahaan induk investasi dengan portofolio bisnis perjalanan dan gaya hidup.
"Yang kami lakukan bukan sekedar peluncuran logo baru. Ini adalah momen penting yang menandai era baru bagi Grup. Pengumuman hari ini menegaskan bahwa kami bukan lagi sekedar maskapai penerbangan," kata Tony.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Tony, AirAsia menjadi salah satu merek terkuat di Asia. Maskapai penerbangan yang sudah dikenal banyak orang ini pun tidak ikut berganti nama
"Meskipun Capital A akan menjadi nama perusahaan induk Grup yang baru, satu hal yang tidak berubah adalah nama merek AirAsia untuk maskapai kami. Ini adalah salah satu merek terkuat di Asia, dan menjadi platform yang kuat untuk dapat dimanfaatkan lini produk dan layanan kami lainnya." kata Tony.
Meski pandemi yang berlangsung selama dua tahun telah membuat situasi sulit dan penuh ketidakpastian, Tony mengaku siap menyambut tahun berikutnya dengan rasa percaya diri yang lebih besar. Perjalanan domestik diakui sudah mulai pulih di pasar utama AirAsia.
"Meskipun pemulihan penerbangan internasional akan sedikit tertunda akibat varian Omicron, seperti yang diprediksi banyak ahli kesehatan global saya yakin ini juga tidak akan lama. Hal ini juga didukung oleh percepatan vaksinasi dan suntikan booster serta dunia yang sedikit demi sedikit mulai belajar hidup dengan Covid. Saya berharap perbatasan akan dibuka kembali secara bertahap di sepanjang tahun 2022 dan kapasitas layanan internasional kami akan mulai normal pada pertengahan hingga kuartal ketiga tahun ini." tambah Tony.
Pandemi yang menyebabkan sepi penerbangan pun dimanfaatkan untuk mengembangkan peluang yang tak hanya bergantung pada bisnis maskapai. Sehingga, muncul lah Capital A menjadi era baru bagi bisnis maskapai dan portofolio bisnis grup.
"Yang utama adalah keyakinan kami bahwa yang terbaik akan datang. Kami telah berputar arah, berubah, dan menyusun rencana lima tahun untuk meningkatkan pendapatan non-maskapai menjadi sekitar 50 persen dari keseluruhan pendapatan grup pada tahun 2026. Saat nantinya operasional maskapai kami kembali pulih layaknya sebelum Covid, lini bisnis kami lainnya akan mendapatkan manfaat yang signifikan dari satu sama lain dan tumbuh bersama-sama mencapai tingkat yang baru," kata Tony.
(elk/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!