Sejumlah turis asing telah mendarat di Bali mulai 3 Februari 2022. Keputusan itu menimbulkan polemik sebab diterapkan saat kasus Omicron sedang melonjak.
Momen itu ditandai dengan mendaratnya pesawat Garuda dengan nomor GA811 di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali pada hari Kamis (3/2) pukul 16.33 WITA. Pesawat itu take off dari Narita, Jepang.
Pesawat ini ditumpangi 12 penumpang untuk berlibur ke Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fakta itu menjadi sorotan. Sebab, pembukaan wisata Bali untuk penerbangan langsung malah dilakukan tepat saat kasus Covid-19 varian Omicron menunjukkan tren melonjak.
Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf Nia Niscaya meresponsnya. Dia bilang direct flight ke Bali untuk turis asing itu untuk membangun kepercayaan turis terhadap Bali dan berujung pulihnya sektor ekonomi.
"Pertama, penerbangan internasional telah dibuka sejak Oktober silam jadi memang tidak ada pelarangan ya," kata Nia pada Weekly Press Briefing Kemenparekraf, Senin (7/2/2022) secara online.
"Yang kedua Indonesia punya kasus omicron tertinggi saat ini, tapi itu tadi kami sampaikan bahwa kita memang hidup dengan Omicron, kita hidup dengan Corona," dia menambahkan.
"Namanya juga kita coba, tetapi prokesnya memang sangat ketat. Di samping itu, Bali nya pun siap dari sisi vaksinasi 1 dan 2 sudah mencapai 100%, juga booster sudah mulai, tapi belum tinggi karena baru mulai. Tapi, ini adalah upaya untuk membangkitkan ekonomi nasional kita harus mencoba dulu baru kita evaluasi," ujarnya lagi.
Nia juga menegaskan bahwa keputusannya ini dilakukan dengan persiapan yang matang. Kemenpar akan mengevaluasinya setiap pekan untuk membahas kebijakan yang telah diterapkan.
"Kita harus berani mencoba tapi protokol kesehatannya juga tetap disiapkan, destinasinya juga tetap dijalankan. Jadi makanya prosesnya sangat diatur dan dijaga betul. Kalau kita di bandara tuh sekarang banyak banget orang berseragam, memang itulah bentuk keseriusan," ujar Nia.
"Kemudian, dari sisi masyarakat Bali-nya, sebagaimana kami sampaikan tadi, vaksinasi 1 dan 2 sudah jalan. Kemudian, booster juga sudah mulai, CHSE, penerapan 3T dan 3M dan di hotel jua ada satgas yang menjaga," kata dia lagi.
"Jika kita tidak pernah mencoba, kita tidak akan pernah tahu dan ini akan terus kita evaluasi setiap minggu. Ini juga ada di dalam pengawasan dan jika terjadi sesuatu nya kementerian keterkaitan akan mengambil sikap," Nia menjelaskan.
(sym/fem)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol