Buaya Lepas dari Kalung Ban Setelah 6 Tahun Disoroti Media Asing

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Buaya Lepas dari Kalung Ban Setelah 6 Tahun Disoroti Media Asing

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Rabu, 09 Feb 2022 15:16 WIB
Penakluk buaya berkalung ban di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) diketahui merupakan seorang pria pendatang asal Sragen, Jawa Tengah (Jateng).
Buaya berkalung ban di Palu (Foto: ANTARA FOTO/BASRI MARZUKI)
Jakarta -

Buaya Indonesia akhirnya lepas dari ban setelah enam tahun. Begitu judul dari sebuah artikel dari media internasional, CNN.

Seekor buaya Indonesia yang sulit ditangkap, yang telah berenang dengan kalung ban sepeda di lehernya selama enam tahun akhirnya dibebaskan. Seorang penyayang binatang di pulau Sulawesi yang melakukannya.

Buaya berukuran sekitar empat meter itu telah menimbulkan simpati di antara beberapa penduduk di Kota Palu. Mereka khawatir ban itu pada akhirnya akan mencekik reptil itu ketika ukurannya semakin besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi ternyata buaya tersebut sangat sulit untuk ditangkap. Pada satu titik, seorang ahli buaya Australia berusaha membebaskan reptil itu tetapi tidak berhasil.

"Saya menangkap buaya sendiri. Saya meminta bantuan kepada orang-orang di sini, tetapi mereka takut," kata penduduk setempat Tili (35), seperti kebanyakan orang Indonesia hanya memiliki nama satu kata.

ADVERTISEMENT

Dia membuat jebakan dasar dengan tali yang diikat ke batang kayu dan menggunakan ayam dan bebek hidup sebagai umpan.

Namun setelah melacak reptil tersebut selama tiga minggu, buaya yang lihai itu berhasil lolos dari perangkapnya sebanyak dua kali sebelum akhirnya bisa ditangkap.

"Banyak orang yang skeptis dengan saya dan mengira saya tidak serius" tentang menangkap buaya, kata Tili sambil berseri-seri saat berpose di depan reptil yang ditambatkan setelah menggunakan gergaji untuk melepas ban.

Pada tahun 2020, pihak berwenang di provinsi tersebut telah menawarkan hadiah bagi siapa saja yang dapat melepas ban. Namun bagi Tili tampaknya ini bukan motivasi utamanya.

"Saya tidak tahan melihat hewan disakiti. Bahkan ular, saya akan membantu," kata Tili, yang keahlian memahami satwa liarnya dimiliki secara otodidak.

Reptil yang oleh masyarakat setempat disebut sebagai "buaya kalung ban" itu dilepasliarkan kembali ke sungai pada Senin malam.




(msl/msl)

Hide Ads