Bila ada pemilihan rangkaian kereta api paling santuy, KA Kutojaya Selatan tak pelak lagi adalah salah satu nominee. Kalaupun tak keluar sebagai pemenang pertama, kereta ini adalah kandidat serius penghuni podium juara.
Baru beranjak 15 menit dari titik awal keberangkatan di Stasiun Kutoarjo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah pada pukul 09.45 itu telah berhenti di Kutowinangun.
Belum genap satu jam berjalan, kereta ini telah berhenti di dua stasiun dengan waktu tunggu lebih dari separuh durasi perjalanan. Kecuali pada ruas akhir, Stasiun Cipendeuy, Kabupaten Garut ke Kiaracondong, Bandung yang berdurasi 1,5 jam, kereta ini rata-rata berhenti setelah 10 hingga 30 menit perjalanan.
Sungguh, sangat santuy, bukan?
Sebagai KA Ekonomi Public Service Obligation (PSO) alias bersubsidi pemerintah, kereta api ini juga amat santun. Di Stasiun Kebumen, tak hanya untuk menaikturunkan penumpang, kereta ini berhenti untuk memberi kesempatan 'kakak kelas', kereta eksekutif KA Argo Lawu melaju, mendahuluinya mirip strategi team order di lintasan balap Formula Satu.
Baca juga: Suka dan Duka Gowes Seli di Tanah Papua |
Sementara di Stasiun Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, kereta ini dengan sabar menanti sekitar 10 menit, saat persilangan dengan kereta tercepat di jalur ini, KA Argo Wilis.
Di lintas selatan, semua rangkaian kereta apapun kelasnya wajib berhenti untuk pemeriksaan rem di Stasiun Cipendeuy. Namun, KA Kutojaya Selatan tak sekedar melakoni kewajiban itu tapi juga penuh welas asih tak pandang bulu, berhenti baik di stasiun besar maupun kecil, seperti Karanganyar, Gombong, Sumpiuh, Kroya, Maos dan Gandrungmangun di wilayah Jawa Tengah serta Banjar dan Tasikmalaya (Jawa Barat).
Dengan perilaku andhap-asor (rendah hati) semacam itu, rangkaian kereta api ini butuh tujuh jam untuk menghubungkan jarak sekitar 320 km dari Kutoarjo ke Kiaracondong.Kendati begitu, KA Kutojaya Selatan tetaplah moda transportasi idaman. Pertama, tentu saja lantaran tiketnya yang sangat murah, hanya Rp 62.000.
Tidak seperti kereta bersubsidi di jalur tengah dan utara, seperti KA Airlangga (Pasar Turi, Surabaya-Pasar Senen Jakarta pp) dan KA Bengawan (Purwosari, Solo-Pasar Senen pp) yang selalu ramai, kereta ini relatif sepi penumpang. Barangkali karena rutenya beririsan dengan setidaknya tiga kereta selevel yakni KA Serayu Pagi dan Malam (Pasar Senen-Kiaracondong-Purwokerto pp) serta KA Kahuripan (Blitar-Kiaracondong pp).
Jadilah KA Kutojaya Selatan, gerbong kelas ekonomi subsidi berkapasitas 106 format kursi 2-3, menjelma seolah rangkaian kereta sleeper. Sabtu (29/1) ini hanya ada tiga penumpang di gerbong tujuh sepanjang perjalanan.
Kereta api yang amat sangat nyaman, bukan?
Simak juga 'Kafe Khusus Para Pegowes: Ada Bengkel hingga Aksesoris Sepeda':
(fem/fem)