Perjalanan mendaki gunung menjadi kegemaran banyak wisatawan. Tak terkecuali penyandang disabilitas.
Keterbatasan tak menyurutkan keinginan Elfin Nugraha, pemuda penyandang daksa polio untuk mendaki gunung. Pria asal Padang, Sumatra Barat ini berusaha mencapai puncak gunung dengan merangkak.
Perjalanan pertama Elfin dimulai pada tahun 2019. Bersama teman-temannya Elfin mendaki Gunung Marapi Sumatera Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"2019 itu dengan motor menuju ke gunung tapi mendakinya sampai kaki gunung nggak sampai puncak," kata Elfin pada detikTravel, Sabtu (19/2/2022).
Sebab terkendala cuaca yang buruk dan peralatan yang tak cukup, perjalanan Elfin tidak sampai Puncak Marapi. Dari situ, dia tergerak untuk ingin naik gunung lagi.
Dengan tekad yang kuat, Elfin kembali mendaki Gunung Marapi. Kali ini dia ditemani oleh pemandu ekspedisi atap negeri Fiersa Besari. Bersama tim dengan jumlah 12 orang, Elfin berhasil mencapai puncak dalam waktu tiga hari.
"Saya tanggal 5 Januari malam berangkat, tanggal 6 udah di kaki Gunung Marapi berjalan lah saya merangkak menuju puncak Marapi dari kaki Gunung Marapi itu ke puncak itu saya berjalan 3 hari," kata Elfin.
"Rombongan itu 12 orang alhamdulillaah mereka sabar mengiringi saya alhamdulillah," tambahnya.
Selama pendakian pun Elfin bersyukur banyak orang-orang yang memberinya semangat. Dia mendapatkan respon positif dari orang disekelilingnya.
"Saat perjalanan naik Alhamdulillah banyak masyarakat dan pendaki lain yg mengasih semangat," katanya.
Elfin pun ingin memberikan semangat pada disabilitas lain. Dia memberikan pesan untuk tidak mendengarkan komentar negatif dari orang lain.
"Kalau kita dengar omongan orang 'kamu nggak bisa, kamu nggak bisa, kaya gini itu nggak ada habisnya mungkin down mentalnya. Jangan dengarkan orang lain yang tau juga kita, kita sendiri bukan orang lain," kata Elfin.
"Untuk disabilitas yang suka naik gunung yuk kita buat organisasi yang berkegiatan di alam lepas. Kalau orang biasa kan ada kalau disabilitas ini kita buat juga yuk para disabilitas-disabilitas yang suka dengan alam di kegiatan alam bebas," tambahnya.
(elk/msl)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol