Pandemi COVID-19 menghantam telak Maratua. Banyak resort tutup, ownernya pulang kampung ke negara asal, dan guide warga lokal balik lagi jadi nelayan.
Roda pariwisata di Maratua terseok-seok gara-gara pandemi COVID-19. Lama tak terdengar kabarnya, Maratua malah menyajikan kisah pilu tentang banyaknya resort yang tutup di sana, hingga guide pariwisata yang balik lagi ke profesi lamanya sebagai nelayan.
"Dari 10 resort, cuma 4 yang buka. Yang 6 tutup. Banyak resort-resort yang sudah dialihkan alias dijual dan tutup sementara. Para guide di sana ada yang jadi nelayan lagi," kisah Aris TJ, pengelola Green Nirvana Resort di Maratua kepada detikTravel, akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak awal pandemi sampai sekarang, resort diving tempat Aris bekerja sama sekali tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap para pegawainya. Aris termasuk beruntung, karena resort yang lain terpaksa harus gulung tikar.
"Dari kita,gak mengurangi pegawai. Total 14, tetap 14, demi dia makan buat anak istri. Meski berat ya kita jalani," tegas Aris.
Saat ini Maratua hanya bisa berharap dari wisatawan lokal. Hampir 100% tamu di Maratua saat ini adalah orang Indonesia. Padahal sebelumnya, dominasi wisatawan asing demikian nyata di Maratua.
"Untunglah saat ini mulai banyak wisatawan lokal. Hampir 100% tamunya Indonesia. Mereka stay dari 3 sampai 6 hari. Sebelumnya, paling banyak China, Malaysia, Eropa," tutur Aris.
Aris pun berharap agar pandemi COVID-19 cepat berlalu, dan perbatasan bisa dibuka kembali, agar sektor pariwisata dan ekonomi di Maratua bisa bangkit lagi.
"Mudah-mudahan pandemi cepat selesai dan border bisa masuk wisatawan lagi," harap Aris.
(wsw/wsw)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol