Sebuah restoran di Australia membuat aturan yang melarang pelanggan dengan tato, perhiasan berlebihan, dan pakaian bermerek ternama.
Aturan berpakaian kontroversial itu diperkenalkan dalam upaya untuk menghentikan tamu dari mengintimidasi sesama tamu lain. Dikutip detikTravel dari The Daily Telegraph, Selasa (22/2/2022), aturan itu tertulis dalam sebuah catatan di depan restoran Badui di Double Bay, Sydney.
Menurut kebijakan rumah baru itu, tamu tidak boleh memiliki tato yang terlihat, memakai perhiasan berlebihan atau pakaian bermerek ternama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menghargai pelanggan dan pemangku kepentingan komunitas kami, dan selalu menerapkan aturan rumah yang mencakup kebijakan berpakaian yang tidak mendorong penampilan yang mengintimidasi," tulis Co-lisensi restoran Poata Okeroa.
Mengutip laman New York Post, restoran Timur Tengah itu diluncurkan tiga tahun lalu dan dijalankan oleh Poata Okeroa, Eric Jury dan Julian Tobias.
Tempat yang berubah menjadi kelab di akhir pekan itu populer di kalangan selebriti termasuk bintang tenis Nick Kyrgios, Scott Eastwood, Rita Ora, dan sutradara Taika Waititi.
Koki Inggris Michael Mcelroy yang bekerja di sebuah restoran bernama Manly mengatakan kepada 7News, bahwa dia marah setelah mengetahui perihal aturan baru itu.
"Saya belum pernah mendengar tentang kebijakan ini di Australia, saya memiliki tato di kepala dan lengan dan tidak sekali pun ketika makan di luar hal ini muncul baru-baru ini. Mendengar mereka sekarang memperkenalkan aturan ini sungguh memalukan," katanya.
Dia menambahkan rekan kerjanya telah mengatakan hal itu kepadanya. Sejatinya, larangan tato adalah praktik umum di industri ini sejak beberapa tahun lalu.
(rdy/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan