Kini setelah pandemi COVID-19, Mahayana mengaku masih berlabuh pada pasar lokal semata, khususnya untuk keperluan upacara di Bali. Sebab, ritual Agama Hindu di Bali tak pernah mati meski diterjang pandemi COVID-19.
"Untuk saat ini lokal saja, soalnya kan (penjualannya) lebih cenderung ke upacara. Soalnya kalau di Bali itu upacara itu yang gak ada matinya, apapun dampaknya, seperti ini virus (COVID-19), upacara tetap jalan," kata dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, Mahayana sudah mengawali usahanya pada 2016 bersama istrinya Ni Kadek Ayu Srianti. Mahayana membuka bisnisnya berawal dari ilmu dan pengalaman yang didapatkan ketika bekerja dengan perusahaan uang kepeng Bali yang berlokasi di Desa Kamasan, Kecamatan/Kabupaten Klungkung, Bali.
Melihat peluang bisnis yang didapat dan keterampilan yang dimiliki, Mahayana bertekad untuk mengelola usahanya sendiri dengan mengandalkan dua orang pengrajin yang tidak lain adalah teman dari tempat kerja sebelumnya. Hasil produksi kerajinan uang kepeng dijual ke pelanggan di Pasar Seni Klungkung dan pelanggan dari berbagai daerah.
Tidak hanya melayani pembelian barang secara offline, dirinya juga melayani pembelian barang secara online dengan pemasaran yang dilakukan melalui media sosial maupun marketplace. Pada 2022, Mahayana berencana untuk merenovasi rumahnya yang sekaligus akan dijadikan workshop pengrajin uang kepeng.
(elk/elk)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol