TRAVEL NEWS
Nazi Membenci Kucing, Mengagungkan Babi dan Ulat Sutra

Tindakan rasis yang dilakukan Nazi pada manusia juga berlaku untuk hewan. Mereka membagi hewan dalam golongan yang berharga dan tidak layak.
Hewan yang masuk dalam golongan tidak layak adalah kucing. Dilansir dari DW News, Minggu (6/3/2022) penulis Nazi, Will Vesper mengatakan kucing domestik dianggap sebagai penghianat, bersalah, dan antisosial karena mereka memakan burung.
"Kucing adalah Yahudi di antara hewan," kata Vesper.
Selain itu, terdapat kepercayaan di Eropa bahwa pada abad pertengahan, kucing dan orang Yahudi dianggap bersekutu dengan iblis.
Kebencian Nazi pada kucing hanya berlaku untuk kucing domestik. Sementara kucing besar seperti singa dan macan kumbang begitu dikagumi.
Di sisi lain, ada hewan-hewan yang dipandang positif oleh Nazi. salah satunya adalah babi.
Babi dianggap berjasa bagi penduduk Jerman di masa Perang Dunia II. Saat mereka kelaparan, babi menjadi penyelamat sebagai bahan makanan.
Hewan lain yang juga dianggap berjasa adalah ulat sutra. Ulat sutra bahkan dikembangbiakkan di sekolah.
Sutra yang tahan sobek, anti air, dan tahan api diperlukan untuk produksi parasut. Para guru dilatih untuk membuatnya dan para siswa bertugas memberi makan dan merawat ulat sutra.
Penulis Jan Mohnhaupt mengatakan, ulat sutra tidak hanya diajarkan sebagai mahkluk hidup dalam pelajaran biologi. Tetapi ulat sutra menjadi media para guru mengajar anak-anak tentang kebersihan rasial Nazi.
Guru di sekolah memberitahu muridnya bahwa pemuliaan hanya bisa berhasil jika semua spesimen yang sakit dan lemah disortir lebih awal. Propaganda ulat sutra ini menjadi contoh betapa Nazi begitu fanatik pada ras.
Fanatisme rasial Nazi mengakar kuat dalam kehidupan sehari-hari dan masyarakat. Hal yang mereka lakukan pada hewan merupakan langkah singkat menuju pembunuhan jutaan orang yang didefinisikan sebagai orang yang tidak layak, termasuk orang Yahudi hingga orang cacat.
Simak Video "Problem Kucing Tetangga BAB Sembarangan"
[Gambas:Video 20detik]
(pin/fem)