TRAVEL NEWS
5 Lokalisasi Melegenda di Surabaya, Ada yang di Kuburan!

Selain Gang Dolly, ada lima lokalisasi melegenda di Surabaya. Tahukah traveler di mana saja lokasinya?
Prostitusi online di Surabaya lagi menggeliat. Prostitusi seperti ini biasanya menggunakan media aplikasi percakapan dan bertempat di sejumlah hotel. Tapi tahukah detikers, di Kota Pahlawan tercatat pernah ada sederet nama lokalisasi yang melegenda pada zamannya.
Tjahyo Purnomo dan Ashadi Siregar dalam bukunya "Dolly Membedah Dunia Pelacuran, Kasus Komplek Pelacuran Dolly" menelusuri setidaknya ada 5 lokalisasi yang pernah berjaya selain Dolly yang merupakan terbesar se-Asia Tenggara.
Lokalisasi tersebut sebagian besar telah bubar tergerus zaman atau dibongkar oleh pemerintah setempat. Meski demikian di sejumlah lokasi hingga kini masih bisa dijumpai transaksi yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Berikut nama-nama 5 lokalisasi yang pernah ada di Surabaya:
1. Lokalisasi Bangunrejo
Lokalisai ini terletak di Kecamatan Krembangan. Tjahyo menyebut lokalisasi ini tidak luas dan berada di 5 gang saja.
Dari 5 gang ini terbagi antara utara dan selatan. Tjahyo memperkirakan setidaknya pernah ada sekitar 4 ribu pekerja seks komersial (PSK) pada tahun 1980-an yang pernah menjajakan diri di Lokalisasi Bangunrejo.
Pada tahun yan sama, jumlah rumah bordil atau wisma, tercatat setidaknya ada sekitar 350 rumah. Wisma-wisma ini berbaur dengan rumah warga setempat. Untuk membedakan rumah bordil dan tidak, warga biasanya memasang papan bertulis "Rumah Tangga."
Keunikan lainnya di lokalisasi ini, yakni harus tutup pada pukul 22.00 WIB. Para hansip biasanya pada pukul ini akan menyisir dan membubarkan para PSK atau germo yang masih nongkrong di depan rumah bordil.
"Berbeda dengan lokalisasi lainnya, kompleks pelacuran di Bangunrejo ini diharuskan tutup pada pukul 22.00 WIB," tulis Tjahyo seperti dikutip detikJatim, Sabtu (5/3/2022).
2. Lokalisasi Jarak
Antara lokalisasi Dolly dan jarak ini sebenarnya satu sama lain berbeda, Meski masih berada di dalam satu kompleks wilayah Kelurahan Putat Jaya, Sawahan. Perbedaannya yakni para PSK yang masih muda biasanya berada di Dolly. Sedangkan yang berusia 35 tahun ke atas berada di Jarak.
Jadi, bisa dikatakan, Jarak merupakan kompleks kelas dua setelah Dolly. Selain itu, Tjahyo menyebut di Jarak ini kerap terjadi kejahatan mulai pembunuhan, penganiayaan, pemerasan hingga pemerasan. Ini karena di Jarak merupakan tempat persembunyian para residivis.
"Kompleks pelacuran satu ini sarat dengan residivis. Nampaknya merupakan tempat persembunyian bagi para para residivis setelah melakukan kejahatan," terang Tjahyo.
"Tidak mengherankan jika banyak anggota reserse kriminal dari kepolisian yang berkeliaran di kompleks pelacuran Jarak," tambahnya.
3. Lokalisasi Moroseneng
Lokalisasi ini terletak di pinggiran utara Surabaya. Moroseneng merupakan nama kampung yang masuk dalam Kecamatan Tandes. Jumlah rumah bordil di sini tidak banyak. Biasanya para konsumennya dari kelas bawah seperti tukang becak, kuli bangunan dan semacamnya.
Karena diperuntukkan untuk kelas bawah, maka tak mengherankan kualitas PSK dan tarifnya juga tak semahal dengan lokalisasi lainnya. Di lokalisasini ini, Tjahyo mencatat pernah ada sekitar 30 rumah bordil.
4. Lokalisasi Kremil
Sama dengan Moroseneng, Kremil juga sebenarnya lokalisasi kelah bawah. Tepatnya berada di daerah Tambakasri, Kecamatan Krembangan yang berada juga di pinggiran Kota Surabaya.
Meski demikian, di lokalisasi ini pernah terdapat sekitar 500 rumah bordil atau lebih banyak dengan Moroseneng. Rumah-rumah bordil ini berada mulai dari Gang I hingga XXI berdampingan dengan tambak-tambak milik warga setempat.
5. Kembang Kuning
Sesuai nama, lokalisasi ini berada dan berdekatan dengan pemakaman Belanda yang dikenal warga dengan Makam Kembang Kuning. Jika sudah memasuki senja. para penjaja seks akan berkeliaran dan menawarkan diri ke pengunjung yang melintas atau yang memang sengaja ke sana.
Tak ada wisma atau rumah bordil lokalisasi ini. Sebelumnya mereka akan melakukan tawar menawar harga. Jika cocok maka langsung akan melakukan hubungan badan di tempat.
"Hubungan seksual ini dilakukan di atas bangunan-bangunan makam tanpa menggunakan alas," ungkap Tjahyo.
***
Artikel ini telah tayang di detikJatim. Untuk informasi dan berita seputar Surabaya, Malang, dan daerah-daerah lain di Jatim, klik di sini.
Simak Video "Feeder Wira Wiri Suroboyo Gratis Selama Sepekan"
[Gambas:Video 20detik]
(msl/msl)