Dulu Negara Kecil di Pasifik Ini Bebas Covid, Kini Tidak Lagi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dulu Negara Kecil di Pasifik Ini Bebas Covid, Kini Tidak Lagi

Wahyu Setyo Widodo - detikTravel
Jumat, 11 Mar 2022 08:41 WIB
Niue
Foto: Niue di Pasifik (Niue Tourism)
Niue -

Niue, sebuah negara kecil di Samudra Pasifik tercatat sebagai negara bebas COVID-19 alias nol kasus positif. Namun itu dulu, kini di Niue ada 1 orang positif.

Satu orang yang positif COVID-19 itu bukanlah penduduk asli Niue, melainkan traveler yang berasal dari Selandia Baru. Kini, si pelancong yang positif itu tengah menjalani karantina.

Sudah 2 tahun pandemi Covid-19 terjadi, tapi Niue masih mencatatkan rekor sebagai negara dengan nol kasus positif Covid. Namun rekor itu akhirnya pecah Senin (7/3) kemarin, setelah ada traveler dari Selandia Baru yang positif mendarat di Niue.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dihimpun detikTravel dari beberapa sumber, Jumat (11/3/2022), 26 penumpang yang naik pesawat dengan traveler dari Selandia Baru itu kemudian menjalani tes Covid-19 dan beruntungnya hasilnya negatif semua.

Meski hasil tesnya negatif, semua penumpang yang satu pesawat dengan traveler yang positif itu akan terus dimonitor dan diwajibkan menjalani tes Covid-19 ulang pada hari ketiga.

ADVERTISEMENT

"Kami telah bersiap untuk menghadapi virus ini, dan kami siap untuk mencegahnya menyebar. Kami tetap waspada dan kami meminta kepada Anda untuk tetap waspada juga," ujar Dalton Tagelagi, Presiden Niue.

"Sebagaimana kita tahu, pertahanan terbaik untuk melawan virus ini adalah tetap tenang, bekerja bersama-sama dan melakukan pencegahan dengan menerapkan protokol kesehatan yang telah teruji membuat perbedaan dalam melindungi kita dari kasus Covid-19," dia menambahkan.

Hingga saat ini, 97% dari seluruh populasi Niue telah divaksinasi lengkap sejak tahun 2021. Faktor itu diyakini jadi kunci Niue bebas Covid-19.

"Tingkat vaksinasi kami yang sangat tinggi adalah faktor yang mendukung kami, ini mencegah penyebaran virus dan mengurangi dampak buruk bagi mereka yang terkena virus itu," kata Tagelagi.




(wsw/fem)

Hide Ads