Foto warga Hong Kong berwisata ke pantai membuat warga China geram karena kasus COVID-19 sedang tinggi di sana. Pemerintah pun akhirnya menutup wisata pantai.
Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, mengumumkan penutupan sebagian besar pantai kota di Hong Kong. Langkah itu dilakukan setelah beredar foto-foto orang tanpa masker yang berjemur dan menikmati ombak. Ini memicu kemarahan di daratan China.
Aturan ini menambah daftar panjang langkah-langkah jaga jarak ketat yang berlaku di Hong Kong. Sebelumnya, wisatawan juga diminta untuk tetap memakai masker saat hiking dan melarang pertemuan lebih dari dua orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketika kami melihat gelombang orang pergi ke pantai, kami harus mengambil tindakan yang tepat untuk melindungi sistem kami, untuk mengurangi pergerakan publik untuk memastikan keamanan," kata Lam seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (18/3/2022).
Pihak berwenang dilaporkan mulai menutup pantai pada Kamis.
Pengumuman Lam ini muncul di tengah kemarahan dari pengguna media sosial China yang menyalahkan tingginya penyebaran COVID-19 karena penanganan lambat dari Hong Kong. Kota itu mencatat hampir 750.000 kasus dalam waktu kurang dari 3 bulan, sebelum kembali melakukan lockdown.
Sementara itu puluhan juta orang di China harus tinggal di rumah selama seminggu ini. Ini dilakukan menyusul munculnya lebih dari 3.000 kasus COVID-19 baru setiap harinya.
Di Shenzhen yang populasinya mencapai 17 juta orang, harus lockdown sejak Senin setelah ditemukannya virus Omicron di pabrik-pabrik dan lingkungan yang terhubung dengan Hong Kong.
"Bagaimana mereka bisa begitu riang dan pergi ke pantai sementara Shenzen lockdown? Sangat egois," kata pengguna Weibo.
"Semua provinsi Guangdong menangisi apa yang telah dilakukan Hong Kong," tulis yang lain.
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!