400 Penerbangan Putari Rusia per Bulan dan Dampak Mengerikan Buat Iklim

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

400 Penerbangan Putari Rusia per Bulan dan Dampak Mengerikan Buat Iklim

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Rabu, 06 Apr 2022 08:41 WIB
Japan Airlines dari Bandara Haneda
Japan Airlines terbang dari Bandara Haneda Tokyo (Foto: CNN)
Jakarta -

Rusia menutup wilayah udaranya untuk maskapai dari lusinan negara pada akhir Februari. Akibatnya, ada sekitar 400 penerbangan per bulan harus memutar lebih jauh.

Jadi, beberapa penerbangan dari Eropa ke Asia terbang ke selatan negara itu atau mengambil rute yang sangat panjang melintasi Kutub Utara. Dan Rusia sangatlah besar, karena menjadi negara terbesar di planet ini dan lebih besar dari benua Antartika.

Diberitakan CNN, Rabu (6/4/2022), rute baru itu tentu membuat terbang lebih lama dan lebih banyak bahan bakar yang dihabiskan. Artinya, lebih banyak emisi yang menyumbang pemanasan bumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Contoh, penerbangan Japan Airlines JL43 dari Tokyo ke London menggunakan pesawat Boeing 777-300ER membakar sekitar 2.300 galon bahan bakar per jam. Pengalihan JL43 yang sekarang menuju ke timur melintasi Pasifik Utara, Alaska, Kanada, dan Greenland menambah 2,4 jam waktu penerbangan dan kemungkinan membakar sekitar 5.600 galon BBM lebih banyak, meningkat 20%.

Penerbangan JL43 kini mengeluarkan 60 ton karbon dioksida yang menghangatkan planet ini, menurut perhitungan Paul Williams, seorang ilmuwan atmosfer di University of Reading. Jumlah itu sama dengan rata-rata mobil yang melaju 137.000 mil atau hampir enam kali mengelilingi planet ini.

ADVERTISEMENT
Rute penerbangan memutari RusiaRute penerbangan memutari Rusia dan konsumsi BBM-nya (Foto: CNN)

Williams mengatakan tingkat pembakaran bahan bakar yang tepat tergantung pada berat pesawat, ketinggian dan laju angin, dan beberapa variabel tersebut tidak diketahui. Perhitungan ini juga tidak memperhitungkan efek pemanasan dari emisi gas rumah kaca lainnya atau jejak kondensasi penerbangan.

"Tentu saja, orang yang berpikir tentang penerbangan dan iklim, mereka fokus pada emisi CO2," kata Williams kepada CNN.

"Tapi, sebenarnya, itu jauh lebih buruk. CO2 sebenarnya hanyalah puncak gunung es. Penerbangan ekstra menyebabkan lebih banyak pemanasan daripada jarak tempuh yang diberikan karena mereka hanya memperhitungkan CO2, bukan efeknya," imbuh dia.

Dan Rutherford, direktur program penerbangan dan kelautan Dewan Internasional Transportasi Bersih, mengatakan bahwa perhitungan Williams "terlihat masuk akal." Penerbangan jarak jauh menjadi lebih intensif karena mereka membakar bahan bakar untuk membawa bahan bakar.

Dengan kata lain, ini adalah lingkaran setan yang menghabiskan bahan bakar. Dibutuhkan lebih banyak bahan bakar untuk membawa lebih banyak bahan bakar.

Menurut Flightradar24, ada sejumlah penerbangan terbatas dan kebanyakan penerbangan Finnair. Mereka mengambil rute kutub di sekitar Rusia dan yang lain mengambil rute ke selatan.




(msl/fem)

Hide Ads