Inilah pengalaman detikcom di hari kedua dalam perjalanan tak biasa di jalur Pantai Selatan (Pansela). Di etape dua hari ini kami menyusuri Sindangbarang, Cianjur-Pangandaran.
Ada beberapa sorotan yang akan kami berikan mulai dari kondisi jalan hingga kondisi lampu penerangan. Pada perjalanan mudik tak biasa Jalur Pansela hari kedua, Minggu (24/4/2022) ini, kami menghabiskan waktu selama kurang lebih 7 jam karena berhenti di beberapa destinasi wisata.
Berikut enam sorotan mudik tak biasa lintas Pansela, Cianjur-Pangandaran:
1. Jalan cukup dua mobil dan dua motor
Secara umum jalan di Jalur Pansela, Cianjur-Pangandaran, sangatlah mulus permukaannya, halus! Tiada lubang yang mengganggu selama perjalanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memang ada beberapa lubang, itu ada di beberapa ruas di Kabupaten Garut dan bukanlah lubang yang sangat dalam membahayakan. Selain itu, ada pula beberapa titik longsor namun sudah diperbaiki di kabupaten yang sama.
Jalur Pansela, Cianjur-Pangandaran, memang kalah lebar dengan Jalur Pantura. Di sini, keadaan jalannya hanya cukup dilalui untuk dua mobil dan dua motor, bahkan di beberapa ruas hanya cukup dua mobil saja saat berpapasan.
2. Hati-hati dengan pengendara lokal yang nggak ber-helm
Karena Jalur Pansela, Cianjur-Pangandaran, terbilang sempit, jadi Anda yang mudik menggunakan mobil harus waspada dengan pengendara lokal. Mereka mudah dikenali karena kebanyakan dari mereka tidak menggunakan helm.
3. Sawah hijau dan tambak udang
![]() |
Di sepanjang Jalur Pansela, Cianjur-Pangandaran, ada begitu banyak spot cantik, berupa persawahan hijau berhias pohon kelapa dan berlatar hutan lebat.
Selain itu, ada pula beberapa tambak yang ada di beberapa wilayah. Biasanya keberadaan tambak ini ada di daerah datar dan berbatas langsung dengan pantai.
Jika dilihat dan dirasakan lebih dalam, ada beberapa spot yang akan membawa Anda dejavu, karena daerah itu mirip dengan pesisir yang ada di Indonesia Timur. Namun, perasaan itu sirna di kala melihat lanskap hijau seperti di atas.
Baca juga: Ini Santorini di Jalur Pantai Selatan |
4. Naik turun bukit hutan jati dan ber-view laut
Jalur Pansela, Cianjur-Pangandaran, memang begitu cantik karena kontur jalannya. Rute ini seperti dikhususkan traveler yang mudik dengan santai.
Anda akan dibawa naik turun bukit, melihat berbagai hutan, mulai dari jati, karet, sengon, hingga hutan heterogen. Namun yang pasti di beberapa titik Anda akan sangat dekat dengan laut karena jalannya memang berada di bibir pantai.
5. Tak ada lampu merah
Salah satu hal yang paling menyenangkan saat melewati Jalur Pansela, Cianjur-Pangandaran, adalah ketiadaan lampu merah. Jadi, jalur ini memang minim persimpangan.
Ketiadaan lampu merah di sepanjang Jalur Pansela, Cianjur-Pangandaran, mungkin juga disebabkan oleh minimnya pengguna jalan. Di jalur ini memang masih sangat sepi di kebanyakan ruas jalannya.
Sangat sepi hingga Anda merasa berjalan di tol pribadi.
6. Siaga malam tanpa lampu penerangan jalan
Salah satu hal utama yang perlu dicatat oleh pemudik Jalur Pansela, Cianjur-Pangandaran, adalah ketiadaan penerangan di kebanyakan ruas jalan.
Apa lagi di hutan-hutan saya sebutkan di atas, Anda harus super waspada ketika jalan di malam hari. Anda kami sarankan untuk berkendara di siang hari saja jika berjalan dengan santai.
(msl/fem)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan