Desa Wisata Jatiluwih diapresiasi oleh Kemenparekraf. Destinasi ini disebut sebagai representasi dari pengembangan berbasis wisata berkelanjutan di Indonesia.
Desa Wisata Jatiluwih telah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia pada tahun 2012 oleh UNESCO. Saat mengunjungi desa ini, Sesmenparekraf, Ni Wayan Giri Adyani mengatakan bahwa desa ini merupakan representasi dari pengembangan pariwisata Indonesia di masa depan, yaitu yang berbasis keberlanjutan lingkungan.
"Kita bisa melihat destinasi ini mampu menunjukkan bahwa kita menekankan (pengembangan pariwisata berbasis)quality tourism dan sustainable tourism," kata Ni Wayan Giri dalam siaran pers.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Ni Wayan Giri juga mendatangi Cafe Green Talas yang berlokasi di Desa Wisata Jatiluwih. Dia mengapresiasi keberhasilan Cafe Green Talas dalam membuka lapangan pekerjaan bagi Desa Jatiluwuh.
"Di masa pandemi COVID-19, restoran ini berhasil mendukung perekonomian dengan mempekerjakan 12 orang. Selain itu, restoran ini juga dikunjungi oleh sekitar 300 orang, bisa dibayangkan hal ini bisa menyokong perekonomian masyarakat sekitar," katanya.
Desa Wisata Jatiluwih mendapatkan sekitar 1.000 kunjungan wisatawan per hari, tapi saat pandemi rata-rata hanya 20 orang per hari yang datang, bahkan ada kalanya tak ada sama sekali. Namun sejak Mei 2022 ini, jumlah kunjungan berangsur naik hingga 400-500 wisatawan per hari.
"Kami mengangkat potensi (kuliner) lokal yang ada di Desa Jatiluwih, yaitu beras merah Jatiluwih karena bisa kita lihat di sini ada hamparan sawah yang begitu luas dan memanjakan mata wisatawan yang datang berkunjung," kata Pemilik Cafe Green Talas, I Wayan Wiranata yang berupaya untuk menghadirkan kafe untuk membuka lapangan kerja.
Dalam kesempatan yang sama, Perwakilan Pokdarwis Desa Wisata Jatiluwih, I Wayan Tarja mengajak wisatawan mengunjungi desa wisata di Bali ini.Ada suguhan pemandangan area pesawahan yang luas dan juga terasering.
"Mari kita sempatkan waktu untuk berkunjung ke Desa Wisata Jatiluwih yang menyuguhkan pemandangan alam yang indah ini. Selain itu, kita juga ada panen raya pada September 2022," kata I Wayan Tarja.
(elk/elk)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol