Ritual Memanggil Hujan juga Ada di Meksiko, Sampai Berdarah-darah

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ritual Memanggil Hujan juga Ada di Meksiko, Sampai Berdarah-darah

Putu Intan - detikTravel
Senin, 09 Mei 2022 23:02 WIB
Ritual memanggil hujan Meksiko
Foto: AFP/Pedro Pardo
Zitlala -

Tak cuma di Indonesia, ritual memanggil hujan juga ada di Meksiko. Namun ritual ini terbilang ekstrem karena melibatkan pertarungan sampai terjadi pertumpahan darah.

Ritual di Meksiko selatan ini bertujuan untuk menenangkan Dewa Badai dan mengakhiri kekeringan. Di sana, pria dan wanita akan mengenakan kostum harimau lalu saling mencambuk tanpa ampun.

"Mereka bilang ini adalah setetes darah untuk setetes hujan," kata salah satu pelaku ritual, Karina Vicente seperti dikutip dari AFP, Senin (9/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sangat senang tetapi gugup," ujarnya.

Vicente merupakan mahasiswi psikologi yang baru berusia 22 tahun. Ia melakukan ritual tersebut di Kota Zitlala, Guerrero yang merupakan salah satu negara bagian termiskin dan terkejam di Meksiko.

ADVERTISEMENT

Ritual ini dipercaya sudah dilakukan sejak 300 tahun lalu. Ritual tersebut mulanya hanya dilakukan para lelaki. Namun belakangan ini, perempuan juga turut membantu melestarikannya.

Menurut tradisi, darah yang tumpah dalam ritual setiap 5 Mei itu disebut sebagai Atsatsilistli. Darah ini yang menjadi persembahan untuk Dewa Hujan Tlaloc.

Ritual memanggil hujan MeksikoRitual memanggil hujan Meksiko. Foto: AFP/Pedro Pardo

Bunyi cambuk yang mengenai kulit melambangkan bunyi guntur. Sedangkan untuk kostum kuning melambangkan kekeringan dan cambuk yang digunakan sebagai ekor harimau.

Sebelum pertarungan dimulai, penduduk Zitlala dibagi menjadi dua kelompok. Mereka akan menari di bawah terik matahari di sepanjang jalan yang terjal, mengikuti irama dari mudik banda khas Meksiko.

Kemudian kontestan pria akan memasuki medan pertempuran untuk bertarung selama 5 menit. Tentunya yang lain akan menonton sambil memberikan semangat.

Setelah melumpuhkan lawan dengan darah yang mengalir deras, wasit akan datang memisahkan kedua petarung. Wasit juga bertugas menengahi bila ada yang melanggar aturan.

Para petarung yang terluka ini akan meminum mezcal yakni minuman dari agave yang dapat mengobati luka cambuk.

Tiga jam berlalu, kini giliran petarung perempuan yang memasuki arena. Mereka akan saling menyapa dan berpelukan sebelum saling mencambuk. Untuk selanjutnya, prosesinya sama seperti yang dilakukan pria.

Semakin lama, peserta perempuan yang melaksanakan ritual ini semakin banyak. Tahun ini, ada 30 perempuan yang bertarung. Jumlahnya naik 3 kali lipat dibandingkan pada 2019 ketika perempuan untuk pertama kalinya boleh bergabung.




(pin/ddn)

Hide Ads