Sampuraga Legenda Anak Durhaka dari Mandailing

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Sampuraga Legenda Anak Durhaka dari Mandailing

Nizar Aldi - detikTravel
Senin, 09 Mei 2022 18:49 WIB
Tugu atau Pelaminan Sampuraga di Mandailing Natal.
Tugu Sampuraga (Istimewa/madina.go.id)
Mandailing -

Sampuraga merupakan cerita rakyat yang turun-temurun diwariskan di kalangan masyarakat. Warisan cerita tentang anak durhaka yang melegenda di masyarakat Sumatera Utara (Sumut), khususnya yang tinggal di Mandailing.

Legenda Sampuraga merupakan kisah seorang anak durhaka yang tidak mengakui ibu kandungnya setelah dia sukses. Kisahnya berawal saat Sampuraga hidup di Padang Bolak atau yang saat ini dikenal dengan nama Padang Lawas Utara. Dia tinggal bersama ibunya yang telah berstatus sebagai janda. Suatu hari, Sampura meminta izin kepada ibunya untuk merantau ke daerah Mandailing.

Setelah merantau, Sampuragapun berhasil dan dia hidup berkecukupan. Dia pun mau menikah dengan saudagar kaya raya di daerah Mandailing. Ketika pesta pernikahan dilangsungkan, sang ibu datang untuk melihat sang anak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, sesampainya di Mandailing, Sampuraga tidak mengakui sang ibu dan malah mengusir sang ibu. Si ibu menangis dan memohon kepada Sang Pencipta. Ibu itu berdoa agar anaknya diberikan pelajaran oleh Tuhan.

Sesaat kemudian terjadi gempa yang disebut suhul oleh masyarakat sekitar. Selain gempa turun juga hujan yang tak berkesudahan. Beberapa hari setelah reda, penduduk desa menemukan onggokan tanah dan batu kapur yang dari bawahnya muncul air panas.

ADVERTISEMENT

Saat ini, air panas tersebut berbentuk waduk dan diberi warga nama Sampuraga. Sampuraga merupakan objek wisata kolam air panas yang terletak di Desa Sirambas, Kecamatan Panyabungan Barat, Mandailing Natal, Sumut. Selain kolam air panas, ada juga sungai yang mengalir di sekitar lokasi untuk mandi.

Menurut dr. Erond L. Damanik, dosen Antropologi Unimed kisah legenda tersebut memiliki makna yang mendalam.

"Sebenarnya kisah memberikan makna supaya setiap anak jangan pernah merasa malu kepada ibunya, bagaimana pun kondisinya dia tetap ibu yang harus kita hargai," kata Erond kepada detikcom.

***

Artikel selengkapnya tayang di detikSumut, klik di sini.




(fem/fem)

Hide Ads