Jepang menghadapi masalah kependudukan di mana angka kelahiran di negara itu lebih rendah dari angka kematiannya. CEO Tesla Inc Elon Musk sampai ikut menegur.
Melalui cuitan di Twitter, Elon Musk memperingatkan Jepang dapat binasa apabila masalah itu terus dibiarkan. Ungkapan Musk ini bukannya tanpa dasar. Jepang memang mengalami penurunan populasi terbesar pada 2021.
"Dengan risiko yang sudah jelas, kecuali ada perubahan angka kelahiran melebihi angka kematian, Jepang pada akhirnya akan binasa. Ini akan menjadi kerugian besar bagi dunia," kata Musk melalui Twitter, Minggu (8/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musk telah beberapa kali mengungkapkan kekhawatirannya akan populasi global yang dapat runtuh. Ini akan menjadi risiko terbesar bagi peradaban manusia.
Musk diketahui membalas tweet dari artikel yang diterbitkan kantor berita pada April lalu. Di sana disebutkan, populasi Jepang turun 644.000 orang menjadi sekitar 125,5 juta orang. Angka ini bahkan tercatat sebagai rekor sebagai penurunan terbesar sejak 1950, juga menandai penurunan populasi selama 11 tahun berturut-turut.
Pada 2021, di Jepang ada 831.000 bayi yang lahir. Akan tetapi jumlah kematian tercatat 1,44 juta orang.
Saat ini populasi lanjut usia di Jepang lebih banyak daripada anak-anak. Sebanyak 29 persen penduduk Jepang berusia di atas 65 tahun. Sedangkan untuk anak-anak di bawah 14 tahun jumlahnya 11,8 persen.
Pemerintah Jepang telah lama berjuang mengatasi tantangan populasi ini dan jumlah tenaga kerja yang menurun. Pemerintah Jepang berusaha menambal kekurangan tenaga kerja dengan mencoba meningkatkan jumlah pekerja asing menggunakan sistem visa yang longgar.
(pin/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol