Boeing kalah dalam perlombaan pesawat. Mereka lalu berkemas dan memindahkan kantor pusatnya dari Chicago ke pinggiran kota Washington, DC.
Tetapi beberapa analis berpikir langkah ini salah arah. Diberitakan CNN, Selasa (10/5/2022), Boeing berbasis di Seattle sejak didirikan pada tahun 1916 hingga 2001.
Selama masa kejayaannya, Boeing terkenal sebagai perusahaan yang digerakkan oleh teknik membuat pesawat terbaik dan teraman. Tetapi banyak pengamat industri merasa reputasinya hilang ketika Boeing bergeser untuk fokus pada laba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka merujuk pada keputusan di tahun 2001 untuk memindahkan kantor pusat dari Seattle ke Chicago sebagai tanda nyata dari perubahan yang keliru itu.
Boeing mengumumkan bahwa mereka akan pindah sekali lagi, ke Arlington, Virginia pada hari Kamis. Kebijakan ini pun hanya menuai kritik lebih keras lagi.
Baca juga: 5 Maskapai Nyeleneh dan Benar-benar Ada |
Dengan pindah ke bayang-bayang Pentagon dan Kongres, Boeing tampaknya menandakan telah kalah dalam perlombaan komersial dengan Airbus dan hanya ingin dilihat sebagai kontraktor alat pertahanan dan ruang angkasa.
Fakta bahwa pengumuman itu datang bersamaan dengan Airbus yang mengungkapkan peningkatan produksi jet komersial di pabriknya di Mobile, Alabama.
"Satu perusahaan mengatakan 'Kami akan membuat banyak jet.' Yang lain mengatakan 'Kami akan melobi Pentagon dan Kongres untuk dolar pertahanan.' Ini sangat kontras," kata Richard Aboulafia, direktur pelaksana di AeroDynamic Advisory dan analis kedirgantaraan terkemuka.
Boeing mengatakan dalam siaran pers bahwa langkah Arlington dirancang untuk membawa perusahaan lebih dekat dengan "pelanggan dan pemangku kepentingan, dan aksesnya ke teknik dan bakat teknis kelas dunia.
Masalah rekayasa dan kualitas Boeing telah menimbulkan tantangan besar bagi perusahaan. Kecelakaan dua dari 737 jet Max yang menewaskan semua 346 orang di dalam penerbangan menyebabkan pesawat itu dilarang terbang selama 20 bulan.
Itu juga merupakan salah satu kesalahan perusahaan paling mahal dalam sejarah, yang merugikan Boeing lebih dari USD 20 miliar.
Di luar Max dan pandemi, Boeing memiliki masalah lain untuk dipecahkan. Masalah kontrol kualitas dengan 787 Dreamliner berbadan lebar yang memaksa pengiriman ditunda selama hampir satu tahun.
Ada pula masalah sertifikasi untuk pesawat berbadan lebar terbarunya, 777X. Ini menunda pengiriman pertama versi penumpang yang direncanakan selama dua tahun, menjadi ke 2025.
(msl/ddn)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!