Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno membuka Tourism Working Group (TWG) yang pertama secara daring. Kehadiran 1st TWG sebagai salah satu working group dari Presidensi Indonesia pada KTT G20 tahun 2022 ini menjadi ruang bertukar gagasan, pengalaman hingga best practice yang dilakukan oleh negara-negara G20 serta negara tamu dan lembaga internasional.
Sandiaga mengungkapkan optimismenya terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf) sebagai pendorong pemulihan ekonomi secara global. Ia menjelaskan pariwisata adalah sektor ekspor terbesar ketiga dalam ekonomi global.
Ia juga menambahkan banyak negara-negara berkembang yang bergantung pada pariwisata. Sebab, 20% Produk Domestik Bruto (PDB) mereka berasal dari sektor pariwisata.
"Pemulihan ekonomi global tidak terlepas dari adanya pemulihan di sektor pariwisata. Dan tentu saja, terlepas dari manfaat ekonominya yang jelas, pariwisata berfungsi sebagai platform untuk menghubungkan dan menjembatani masyarakat, menciptakan persahabatan dan koneksi yang membuat hidup kita lebih baik," ujar Sandiaga dalam keterangan tertulis, Rabu (11/5/2022).
Sandiaga menyampaikan secara global, jumlah wisatawan pada 2020 mengalami penurunan sebesar 1 miliar orang dari tahun sebelumnya atau terjadi penurunan sekitar 74%.
Sementara di tingkat nasional, dampak pandemi terhadap pariwisata dan ekraf juga amat besar. Diketahui, terjadi penurunan signifikan jumlah wisatawan mancanegara sebesar 75% dan wisatawan domestik sekitar 30%.
Hal ini berdampak pada 34 juta masyarakat Indonesia yang mata pencahariannya bergantung pada pekerjaan di sektor pariwisata dan ekraf.
"Oleh karena itu, tourism meeting ini akan membahas solusi agar 80% ekonomi dunia dapat pulih dengan peran serta negara G20, dalam menyusun kesepakatan bersama untuk pemulihan pariwisata global," ungkap Sandiaga.
"Kita dapat memenuhi tantangan masa depan dengan, pertama, melakukan pendekatan multi-pemangku kepentingan terhadap pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan. Kedua, memperkuat peran masyarakat pariwisata sebagai agent of change. Dan terakhir, merancang cara untuk memastikan pergerakan wisatawan yang aman bahkan selama pandemi," lanjutnya.
Guna merealisasikan hal tersebut, negara-negara G20 dilibatkan dalam penyusunan G20 Bali Guideline yang akan menjadi salah satu outcome document Tourism Working Group (TWG). Penyusunan guideline melalui survei yang telah dikirimkan oleh Kemenparekraf kepada negara-negara tersebut.
Dalam survei tersebut, setiap negara G20 diminta memberikan best practices dari 5 line of actions yang dijadikan dasar penyusunan draft guideline. Setiap negara memiliki pendekatan yang berbeda dalam menghadapi situasi pandemi COVID-19, sehingga solusi dan kebijakan dari negara-negara tersebut akan dijadikan dasar dalam penyusunan draft guideline.
Adapun 5 line of actions ini meliputi human capital yang berkaitan dengan pekerjaan, skills, entrepreneurship, dan edukasi, yakni bagaimana SDM pariwisata mampu melihat kebutuhan dan keinginan pasar, menciptakan lapangan kerja baru, dan mampu menghadirkan nilai tambah dari produk atau jasa mereka.
Baca Selanjutnya >>>
(fhs/ddn)