Ribuan warga Beijing di China dipindahkan secara paksa ke hotel-hotel karantina. Padahal, hasil tes mereka menunjukkan negatif virus Corona (Covid-19).
Seperti dilansir dari AFP, Minggu (22/5/2022), ibu kota Beijing tengah berjuang melawan wabah Corona terburuk sejak pandemi mencuat dua tahun lalu. Varian Omicron yang sangat mudah menular tercatat telah menginfeksi lebih dari 1.300 orang sejak akhir April, yang membuat restoran, sekolah dan tujuan wisata setempat ditutup.
China menerapkan strategi ekstrem, yakni mencapai nol kasus Corona. Caranya, penutupan perbatasan secara ketat, karantina panjang, tes Corona massal dan lockdown terarah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, Beijing kembali menerapkan karantina. Langkah ekstrem itu dilakukan pemerintah Beijing setelah mendeteksi lebih dari 20 penularan baru Corona dalam beberapa hari terakhir.
Lebih dari 13.000 warga di kompleks perumahan Nanxiyuan yang kini ada di bawah lockdown, dilaporkan telah direlokasi ke sejumlah hotel karantina sejak Jumat (20/5) waktu setempat. Relokasi ribuan warga sekaligus itu dilakukan setelah otoritas setempat mendeteksi 26 kasus baru Corona dalam beberapa hari terakhir.
"Para pakar telah menetapkan bahwa seluruh warga Nanxiyuan menjalani karantina terpusat mulai tengah malam 21 Mei selama tujuh hari," jelas otoritas distrik Chaoyang dalam pernyataannya pada Jumat (20/5).
"Tolong bekerja sama lah, jika tidak Anda akan menanggung konsekuensi hukum yang sesuai," imbuh pernyataan tersebut.
Foto-foto yang beredar di media sosial menunjukkan ratusan warga yang membawa koper tampak mengantre di tengah kegelapan untuk menaiki bus-bus yang parkir di luar kompleks permukiman tersebut.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum