Thailand ingin mengikuti jejak Belanda yang tenar karena legalkan ganja. Pelan tapi pasti, warga Thailand boleh menanam ganja di rumah.
Dilansir dari Bangkok Post, Negeri Gajah Putih akan melegalkan pemilikan, penanaman dan pengolahan ganja. Kebijakan akan akan disahkan pada 9 Juni mendatang.
Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand, Withid Sariddechaikool, mengatakan bagi penanam ganja dan ram harus mendaftarkan diri melalui aplikasi Pluk Kan, yang dikembangkan dan dioperasikan Badan Pangan dan Obat-obatan (FDA), demikian dikutip Bangkok Post, Jumat (20/5).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun ada pelonggaran hukum, terdapat beberapa catatan yang harus diperhatikan bagi mereka yang ingin menanam ganja.
Di antaranya ekstrak yang mengandung lebih dari 0,2 persen tetrahydrocannabinol (THC), senyawa psikoaktif utama dalam ganja, masih akan dilabel sebagai zat narkoba Tipe 5 sebagaimana undang-undang yang berkaitan dengan pengendalian dan penekanan narkotik.
Namun, siapa pun yang berniat menanam tanaman ganja dan rami untuk tujuan komersial harus meminta izin dari pihak berwenang.
Sebagai bagian dari kelanjutan aturan itu, pemerintah Thailand juga berencana membagikan satu juta pohon ganja ke rumah penduduk.
"Ini akan membuat masyarakat dan pemerintah mendapatkan keuntungan lebih dari 10 miliar bath [Rp4,2 triliun] per tahun dari marijuana dan ganja," ujar Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Kesehatan Thailand, Anutin Charnvirakul, di Facebook dikutip Firstpost.
Aturan lain yang dilonggarkan yakni soal impor biji ganja, atau bagian lain dari tanaman ini tak lagi memerlukan izin khusus.
Sebaliknya, impor produk ini akan diizinkan dan diatur sama seperti bibit tanaman lain.
Produk dari ekstra ganja yang masuk ke Thailand, baik oleh pengunjung atau melalui paket kiriman akan diatur di bawah UU yang berbeda, bergantung jenis produk.
Produk itu akan dikelompokkan menjadi dua jenis yakni produk makanan impor dan kosmetik.
Sejauh ini, FDA masih bekerja mengubah hingga tujuh UU untuk mengizinkan dan mengatur produk herbal lain yang dibuat dari ekstrak ganja dan rami.
Menurut Withid hal itu dilakukan untuk demi kenyamanan pelaku bisnis yang mengimpor ekstrak untuk dijual, meskipun FDA mempromosikan produk buatan lokal.
Pemerintah juga berharap keputusan itu bisa menjadikan Thailand sebagai salah satu pemain bisnis ganja baru. Mereka juga menargetkan ganja sebagai salah satu cara menarik wisatawan.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol