Kasus Rabies di Bali Dikeluhkan Turis, Sandiaga Minta Bantuan K9 Lovers

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kasus Rabies di Bali Dikeluhkan Turis, Sandiaga Minta Bantuan K9 Lovers

Dadan Kuswaraharja - detikTravel
Selasa, 24 Mei 2022 12:17 WIB
Petugas saat melakukan vaksinasi terhadap anjing di Bali
Vaksinasi anjing di Bali (Foto: Dok.Detikcom)
Jakarta -

Kasus rabies di Bali menjadi sorotan. Masalah anjing liar (dibiarkan tanpa diikat) yang dikhawatirkan membawa rabies di Bali cukup mengganggu wisatawan dan kejadian seperti ini hampir setiap tahun dikeluhkan wisatawan dan menjadi perhatian banyak pihak.

Menurut Menparekraf Sandiaga Uno, kasus anjing liar dan rabies saat ini banyak terjadi di Kabupaten Jembrana, Bali dan ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) karena berturut-turut muncul lebih dari 100 kasus di antaranya ada yang meninggal karena gigitan anjing rabies.

"Kami mengajak masyarakat dan komunitas pecinta anjing atau K9 lovers atau animal lovers untuk ikut dengan pemerintah setempat membantu memberi solusi
soal keberadaan dari anjing-anjing liar yang ada di sekitar kawasan. Pemerintah Daerah bersama stakeholder terkait juga tengah gencar melakukan vaksinasi kepada anjing liar yang berada di Bali khususnya di kawasan pariwisata, tujuannya agar wisatawan merasa aman saat berwisata," ujar Sandiaga dalam pernyataan yang diterima detikcom, Selasa (24/5/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sandiaga mengatakan pemerintah melalui Dinas Pertanian dan Pangan Bidang Kesehatan Hewan dan Veteriner Jembrana telah melakukan upaya mengantisipasi penyebaran rabies dengan jemput bola dan sosialisasi vaksinasi rabies.

Mengutip detikBali, Kabupaten Jembrana mencatatkan rekor tertinggi kasus rabies di Bali dalam tiga tahun terakhir. Bahkan, berdasarkan data dari Januari hingga 19 Mei 2022 lalu, sudah terjadi sebanyak 107 kasus gigitan hewan penular rabies. Seluruh kecamatan di Gumi Makepung itu kini telah masuk zona merah rabies.

ADVERTISEMENT

Di tengah kasus rabies yang kembali melonjak, terungkap fakta bahwa kasus rabies di Jembrana telah berstatus kejadian luar biasa (KLB) sejak tahun 2008 silam. Status KLB kasus rabies di Bali sejak tahun 2008 belum dicabut, termasuk untuk Jembrana. Dengan demikian, status KLB sebenarnya masih berlaku. Terlebih saat ini kasus gigitan anjing suspek rabies di Jembrana tertinggi.

Selain menggelar vaksinasi rabies, langkah lainnya yang ditempuh oleh Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana yang menangani hewan penular rabies adalah dengan mematikan atau eliminasi selektif terhadap hewan penyalur rabies, terutama anjing liar.

Langkah eliminasi anjing tersebut tak pelak menimbulkan pro dan kontra. Ada pihak yang tak setuju dan lebih memilih menggencarkan vaksinasi, ada pula yang mendukung sebagai upaya menekan penyebaran rabies.

"Setiap eliminasi selektif kami melibatkan aparat desa, dan masyarakat," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan I Wayan Sutama, Senin (23/5/2022).

Sementara itu, Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana I Wayan Widarsa, mengatakan ledakan kasus rabies tahun 2022 ini, disebabkan oleh penanganan terhadap anjing sebagai salah satu penular rabies yang belum maksimal.

"Vaksinasi massal yang biasanya dilakukan untuk mencegah penularan rabies tidak maksimal," ujar Widarsa, saat sosialisasi bahaya dan cara pencegahan gigitan anjing rabies di kantor Kelurahan Baler Bale Agung Jembrana, Senin (23/5/2022).




(ddn/elk)

Hide Ads