Bunga Sakura Kini Mekar Lebih Awal Karena Perubahan Iklim, Efeknya Mengerikan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bunga Sakura Kini Mekar Lebih Awal Karena Perubahan Iklim, Efeknya Mengerikan

Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel
Kamis, 26 Mei 2022 23:06 WIB
TOKYO, JAPAN - MARCH 23: People visit a park during the cherry blossom bloom on March 23, 2021 in Tokyo, Japan. On March 14, the Japan Meteorological Corporation declared the arrival of this years cherry blossom season after spotting five blooms on its sample tree in Tokyo, recording two years in a row the earliest date since records began in 1953. (Photo by Yuichi Yamazaki/Getty Images)
Bunga sakura (Foto: Getty Images/Yuichi Yamazaki)
Tokyo -

Jepang Bunga sakura di Jepang kini mengalami pemekaran lebih awal. Fenomena ini dipengaruhi oleh krisis iklim yang disebabkan oleh manusia.

CNN melansir, dikutip detikTravel Kamis (26/5/2022), setiap musim semi, lebih dari 1.000 tahun, orang berduyun-duyun untuk mengagumi bunga sakura. Bunga berwarna merah muda dan putih itu sangat dihormati.

Sebuah studi baru yang dilakukan para peneliti dari Met Office di Inggris dan Osaka Metropolitan University di Jepang mengatakan krisis iklim dan pemanasan perkotaan telah mendorong majunya periode puncak mekar selama 11 hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada tahun 2021, bunga sakura di pusat kota bersejarah Kyoto mencapai puncaknya pada 26 Maret, tanggal berbunga penuh paling awal dalam 1.200 tahun. Tahun ini, bunga sakura bermekaran pada 1 April.

Para ilmuwan, yang mempublikasikan temuan mereka di jurnal Environmental Research Letters pada 20 Mei, mengatakan bahwa pemekaran awal yang ekstrim dari bunga sakura sekarang menjadi lebih umum.

ADVERTISEMENT

Tren puncak mekar sebelumnya bertepatan dengan kenaikan suhu. Suhu rata-rata bulan Maret di pusat kota Kyoto telah meningkat beberapa derajat sejak masa pra-industri, di bawah pengaruh perubahan iklim dan pemanasan perkotaan.

Sebagian alasannya adalah meningkatnya urbanisasi. Kota cenderung lebih hangat daripada daerah pedesaan di sekitarnya karena bangunan dan jalan menyerap panas matahari lebih banyak daripada yang alami, sebuah fenomena yang dikenal sebagai efek pulau panas.

Tetapi para ilmuwan mengatakan alasan yang lebih besar adalah krisis iklim, di mana pembakaran bahan bakar fosil telah menyebabkan kenaikan suhu di seluruh wilayah dan dunia.

Bunga Sakura Jepang 2021Bunga Sakura Jepang 2021 (Foto: CNN)

Jika emisi gas rumah kaca yang menghangatkan planet terus berlanjut, pada akhir abad ini, bunga sakura Kyoto bisa mulai datang lebih awal, hampir satu minggu lagi.

"Pembungaan bunga sakura di musim semi adalah peristiwa penting secara budaya di Jepang," kata penulis kontributor Yasuyuki Aono, dari Osaka Metropolitan University.

Festival musim semi yang mengiringi mekarnya bunga merupakan kontributor penting bagi perekonomian lokal. Jadi kemampuan memprediksi waktu mekarnya bisa menjadi sangat penting.

Periode puncak mekar hanya berlangsung beberapa hari. Selama periode ini, hanami, bahasa Jepang untuk melihat bunga, adalah aktivitas yang populer.

Adalah umum bagi penduduk lokal dan turis untuk berpiknik di bawah pohon sakura. Lalu, ada pula bisnis sampingan yang menawarkan makanan atau produk khusus selama seminggu.

Selanjutnya, ancaman ketahanan pangan dunia >>>

Mengapa awal mekar bunga sakura begitu penting

Tapi ini bukan hanya soal turis yang berebut untuk melihat puncak mekarnya bunga sebelum kelopaknya rontok semua. Ini bisa memiliki dampak yang bertahan lama pada seluruh ekosistem, dan mengancam kelangsungan hidup banyak spesies.

Dampak kenaikan suhu pada kalender alam memiliki efek menetes ke bawah pada praktik pertanian dan pengelolaan lahan di negara itu, kata studi tersebut.

Ini juga berdampak pada tanaman, serangga, dan hewan, yang sangat bergantung satu sama lain untuk perkembangan dan siklus hidup mereka. Perubahan siklus ini dapat memulai reaksi berantai, menyebabkan kerusakan ekosistem.

Misalnya, tanaman merasakan suhu di sekitar mereka dan jika cukup hangat untuk periode yang konsisten, mereka mulai berbunga dan daunnya mulai muncul. Demikian pula, panas yang lebih tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan yang lebih cepat pada serangga dan hewan lainnya.

Tumbuhan dan serangga dapat merespons kenaikan suhu pada kecepatan yang berbeda, membuat siklus hidup mereka tidak sinkron. Dulu mereka mengatur waktu pertumbuhannya secara bersamaan setiap musim semi, sekarang bunga mungkin mekar sebelum serangga siap, dan sebaliknya.

Artinya mungkin tidak ada cukup makanan untuk serangga atau tanaman. Perubahan tanggal berbunga tidak terbatas pada Jepang atau bunga sakura.

Tahun ini, musim semi datang lebih awal di beberapa bagian Inggris dan perubahan iklim membuat tanaman di seluruh Kepulauan Inggris berbunga, rata-rata, sebulan lebih awal dari biasanya, menurut sebuah penelitian baru-baru ini.

Fenomena yang sama sudah terjadi pada banyak tanaman dan tanaman bernilai ekonomi. Ini menimbulkan masalah besar bagi ketahanan pangan dan mata pencaharian petani.


Hide Ads