Wow! Bandara Banyuwangi 20 Besar Arsitektur Terbaik Dunia Versi AKAA 2022

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Wow! Bandara Banyuwangi 20 Besar Arsitektur Terbaik Dunia Versi AKAA 2022

Yasmin Nurfadila - detikTravel
Kamis, 09 Jun 2022 07:12 WIB
bandara banyuwangi
Foto: Ardian Fanani
Jakarta -

Bandara Internasional Banyuwangi yang terletak di Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi masuk nominasi 20 besar ajang Aga Khan Award for Architecture (AKAA) 2022. Nominasi ini terdiri atas 20 karya arsitektur dari 16 negara.

Aga Khan Award for Architecture merupakan sebuah ajang penghargaan untuk karya arsitektur yang telah diselenggarakan sejak tahun 1977 dan diinisiasi oleh Yang Mulia Aga Khan. AKAA ditujukan untuk mengidentifikasi dan mendorong konsep pembangunan yang berhasil memenuhi kebutuhan dan aspirasi masyarakat di mana Muslim memiliki kehadiran yang signifikan.

Berdasarkan laman resmi AKAA, pada periode ini AKAA diikuti oleh 463 karya arsitektur. Kandidat-kandidat tersebut kemudian diseleksi oleh juri yang menghasilkan 20 karya terpilih untuk masuk nominasi. Indonesia menyumbang 2 karya arsitektur dalam 20 daftar tersebut. Yakni Bandara Internasional Banyuwangi dan Rumah Tambah yang ada di Batam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini sebuah kebanggaan. Bandara Banyuwangi masuk nominasi kompetisi arsitektur kelas dunia, bersanding dengan puluhan karya arsitektur lain dari berbagai negara," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Kamis (9/6/2022).

Bandara Internasional Banyuwangi Blimbingsari merupakan karya dari arsitektur Andra Matin. Bangunan ini selesai dibangun pada tahun 2018 dan sudah beroperasi melayani sekitar 110.000 penumpang per harinya.

ADVERTISEMENT

Itu sesuai dengan syarat pendaftaran karya untuk penghargaan AKAA 2022. Untuk mengikuti AKAA 2022, karya arsitektur harus diselesaikan antara 1 Januari 2017 hingga 31 Desember 2021.

Kental Budaya Lokal

Desain Bandara Internasional Banyuwangi sangat kental akan unsur budaya lokal. Bentuk atap bandara dibuat dengan mengadopsi budaya bentuk ikat kepala masyarakat Osing, yang merupakan suku asli Banyuwangi. Selain itu, terdapat kincir angin di bagian depan bandara yang merupakan representasi dari budaya Kiling, yang juga berasal dari suku Osing.

Tidak hanya mengadopsi budaya lokal, Bandara Internasional Banyuwangi juga menarik perhatian dunia karena mengusung konsep green building atau ramah lingkungan. Itu terlihat dari bagian atas bandara yang beratapkan rumput.

Bandara ini juga mengadaptasi konsep bangunan tropis tanpa pendingin ruangan dan mengedepankan penghematan energi. Ruang bandara dibuat lebih terbuka dengan sunroof dan konservasi air yang baik, sehingga sirkulasi udara menjadi lebih leluasa.

"Kami bersyukur kolaborasi kami dengan Pemkab Banyuwangi mendapat apresiasi dunia. Bandara Banyuwangi tidak hanya ramah lingkungan, namun sangat kental budaya lokal," kata arsitek Andra Matin saat berkunjung ke Banyuwangi beberapa waktu lalu, dikutip dari detikJatim.




(ysn/fem)

Hide Ads