E-skuter Bikin Resah di Roma, Ganggu Jalanan dan Rusak Situs UNESCO

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

E-skuter Bikin Resah di Roma, Ganggu Jalanan dan Rusak Situs UNESCO

Femi Diah - detikTravel
Senin, 20 Jun 2022 07:41 WIB
e-skuter
Ilustrasi e-skuter (Getty Images/Petko Ninov)
Roma -

Warga Kota Roma, Italia, terganggu dengan e-skuter atau otopet listrik. Pengguna kerap bertindak seenaknya.

E-skuter menjadi transportasi alternatif selama pandemi Covid-19 sejak tiga tahun lalu. Keunggulannya, pengguna bisa lebih cepat beraktivitas dan tidak perlu berkumpul dengan penumpang lain.

Tetapi, dalam prosesnya e-skuter menghalangi trotoar, membuat bingung pengemudi, dan berisiko menyebabkan kecelakaan fatal. Bahkan, ada turis yang membanting e-skuter hingga merusak bangunan kuno.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dewan Mobilitas Balai Kota Roma mencatat sejak skuter sewaan diperkenalkan tiga tahun lalu empat orang telah tewas saat mengendarainya. Sudah begitu, otoritas kesehatan setempat melaporkan ruang gawat darurat kota merawat setidaknya satu cedera parah terkait e-skuter setiap tiga hari.

Balai Kota Roma telah memberikan lisensi kepada tujuh perusahaan yang bertanggung jawab untuk mengganti baterai, melakukan perbaikan, memindahkan skuter ke daerah lalu lintas tinggi, dan mengimbau mereka keluar dari Sungai Tiber kota.

ADVERTISEMENT

Kepala Italian Union for the Blind and Visually Impaired Giuliano Frittelli mengatakan sejumlah e-skuter yang terparkir di trotoar merupakan jebakan maut bagi kaum tunanetra. Bentuk e-skuter yang tidak biasa dan tidak menimbulkan suara membuat tunanetra kelabakan.

"Anda tidak mendengar mereka (e-skuter) sehingga Anda tidak dapat menavigasi di sekitar mereka," kata Frittelli seperti dikutip dari CNN, Senin (20/6/2022).

Frittelli pun bekerja sama dengan Balai Kota Roma untuk mewajibkan skuter diparkir hanya di kios-kios yang telah ditentukan. Dia juga ingin e-skuter beradaptasi untuk menghasilkan tingkat kebisingan minimal 30 desibel sehingga dapat berfungsi sebagai peringatan bagi tunanetra untuk melacak keberadaan kendaraan itu ketika melaju.

Ia mengatakan bukan hanya penyandang disabilitas, mereka yang menggunakan kursi roda juga kesulitan menggunakan jalan ketika trotoar dipenuhi skuter. Selain itu, orang tua dan warga yang mendorong kereta bayi juga merasakan hal yang sama.

Menyikapi aduan itu, anggota dewan lalu lintas Balai Kota Roma Eugenio Patan setuju. Dia bilang mulai 1 Januari 2023, kota itu akan memperbarui izin hanya untuk 9.000 skuter.

Dia juga menuturkan Pemerintah Kota Roma berencana meminta persentase skuter untuk ditempatkan di pinggiran kota dan daerah lain. Dengan begitu, warga hanya dapat menggunakannya sebagai transportasi terakhir yang membawa mereka dari halte kereta bawah tanah ke tempat tujuan.

"Mereka berbahaya bagi masyarakat dan menjadi masalah bagi kota, bagi keindahan kota," kata Patan.

"Pusat kota adalah situs warisan UNESCO dan sangat rapuh dan kami harus menjaganya," dia menambahkan.

Patan mengatakan e-skuter lebih banyak digunakan oleh turis dan anak muda. Pada awal Juni, dua orang Amerika didenda sekitar USD 800 karena melemparkan e-skuter sewaan ke Spanish Steps, menyebabkan kerusakan senilai USD 26 ribu pada marmer yang rapuh.

Dia juga bilang e-skuter digunakan hanya untuk satu orang dan hanya di trotoar. Selain itu, penyewa juga wajib berusia 18 tahun ke atas.

Meski demikian, banyak pengguna yang mengabaikan peraturan itu. Terlebih, banyak dari mereka yang tidak menggunakan helm.

Sayangnya, pemeriksaan polisi jarang dilakukan dan denda jarang terjadi bagi pengguna skuter yang melanggar aturan dasar itu.




(fem/fem)

Hide Ads