Kota Berusia 3.400 Tahun di Irak Muncul Setelah Kekeringan Ekstrem

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kota Berusia 3.400 Tahun di Irak Muncul Setelah Kekeringan Ekstrem

Elmy Tasya Khairally - detikTravel
Kamis, 23 Jun 2022 06:11 WIB
Kota Kuno Irak
Foto: Universities of Freiburg and Tubingen; KAO/CNN
Jakarta -

Kekeringan yang ekstrem mengungkapkan hal yang mengejutkan. Sebuah kota yang sudah berusia 3.400 tahun muncul setelah permukaan air waduk turun.

Mengutip CNN, arkeolog Jerman bernama Ivana Puljiz bergegas melakukan penggalian situs setelah mendengar kemunculannya. Sebab tak diketahui lagi kapan ketinggian air akan naik lagi.

Penggalian dilakukan di sepanjang Sungai Tigris, di wilayah Kurdistan, Irak Utara. Proyek ini bekerja sama arkeologi Kurdi dan Direktorat Purbakala dan Warisan di Duhok untuk melestarikan budaya daerah tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena tekanan waktu yang sangat besar, kami menggali dalam suhu beku, salju, hujan es, hujan, bahkan badai, serta kadang-kadang hari yang cerah, tidak tahu kapan air akan naik lagi dan berapa lama waktu yang kami miliki," kata Pujliz.

ADVERTISEMENT

Kemune atau kota kuno Zakhiku yang tenggelam tersebut diyakini sebagai kota zaman perunggu, sebuah pusat utama Kekaisaran Mittani yang memerintah dari tahun 1550 sampai 1350 SM. Zakhiku tenggelam di bawah air setelah pemerintah Irak membangun Bendungan Mosul pada 1980-an dan jarang terlihat sejak itu.

Sebuah istana sempat didokumentasikan saat fase kekeringan yang sama pada tahun 2018. Lalu beberapa struktur didokumentasikan selama penggalian terakhir. Beberapa penemuannya yaitu benteng lengkap dengan menara dan dinding hingga bangunan bertingkat.

Sebagian besar struktur terbuat dari batu bata lumpur yang dikeringkan di bawah sinar matahari, yang biasanya tidak bisa bertahan dengan baik di bawah air. Zakhiku terkena gempa bumi sekitar 1350 SM dan sebagian dinding atas runtuh dan menutupi bangunan.

Sementara itu, informasi mengenai orang-orang Mittani kuno yang membangun kota hanya sedikit. Para peneliti belum mengidentifikasi ibukota kekaisaran atau menemukan arsip mereka.

Namun, para arkeolog yang melakukan penelitian menemukan lima bejana keramik yang menampung lebih dari 100 tablet cuneiform (aksara paku). Benda-benda itu diyakini berasal dari periode Asyur Tengah yang berlangsung dari 1350-1100 SM.

Uniknya, tablet aksara paku yang terbuat dari tanah liat yang tidak dibakar tersebut masih bisa bertahan selama beberapa dekade di bawah air. Meski belum diuraikan Puljiz berhipotesis bahwa benda itu milik arsip pribadi.

"Saya penasaran selanjutnya untuk melihat apa yang akan diungkapkan oleh studi teks aksara paku tentang nasib kota dan penduduknya setelah gempa dahsyat itu," katanya.

Sebelum kota tersebut menghilang lagi di bawah air, para peneliti menutupinya dengan lembaran plastik yang diikat dengan batu dan kerikil. Puljiz berharap langkah-langkah ini bisa melindungi situs kuno dari erosi air dan mencegahnya menghilang.




(elk/fem)

Hide Ads