Beberapa waktu lalu ramai kasus pemalakan yang terjadi di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Seorang pengunjung dipalak Rp 50.000 karena merekam video ojek kuda.
Kasus ini ramai dibicarakan setelah akun TikTok Aldi Dutch mengunggah video pengalamannya. Ia mengimbau masyarakat yang akan berkunjung ke Bromo supaya berhati-hati dalam mengambil video.
Meskipun hanya merekam menggunakan ponsel. Pengunjung bisa dimintai uang dengan alasan mengambil video sembarangan. Belakangan si ojek kuda kemudian meminta maaf atas aksinya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyayangkan terjadinya pemalakan ini. Terutama karena Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) merupakan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Bromo merupakan salah satu kawasan wisata unggulan Indonesia. Karena sesuai dengan konsep personalize, customize, localize, dan smaller in size.
Ia menekankan agar dilakukan edukasi kepada para pelaku ekonomi kreatif. Supaya hal ini dapat dihindari. "Saya sudah memberikan instruksi agar terus berkoordinasi untuk sosialisasi untuk edukasi. Pokdarwisnya harus memberikan pemahaman bahwa keselamatan, keamanan, dan kenyamanan dari wisatawan itu harus kita utamakan. Jangan sampai mereka kapok, apalagi kalau digetok," kata Sandi saat melakukan kunjungan ke Pulau Panjang pada Selasa (28/6/22).
Sandi juga mengingatkan bahwa pelaku ekonomi kreatif perlu memahami pentingnya keramahtamahan. Agar dapat tercipta kegiatan pariwisata yang berkelanjutan. Tidak ada pengunjung yang kapok karena mendapat perlakuan kurang menyenangkan.
"Cara berjualan ekonomi kreatif itu, kalau kita kejar mereka akan lari. Kalau digetok akan kapok. Jadi jangan seperti itu. Untuk berkelanjutan, rezeki yang memanjang, rezeki yang barokah, mereka harus melakukan kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif yang mengutamakan keramahtamahan," tambahnya.
Sandi juga menjelaskan bahwa keramahtamahan ini tidak hanya berlaku di Bromo. Namun juga di seluruh destinasi wisata dan lokasi ekonomi kreatif di seluruh Indonesia. Salah satunya di Kepulauan Seribu.
(ysn/ddn)