Thailand Ogah Tebar Diskon Wisata, Bidik Turis Berkantong Tebal

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Thailand Ogah Tebar Diskon Wisata, Bidik Turis Berkantong Tebal

Putu Intan - detikTravel
Senin, 04 Jul 2022 19:35 WIB
Asian girl walk in Wat phra kaew and grand palace travel in Bangkok city, Thailand
Wisata Thailand. Foto: Getty Images/iStockphoto/NeoPhoto
Bangkok -

Thailand sudah kembali membuka wisata untuk turis mancanegara. Namun mereka tak mau menebar diskon karena ingin membidik turis kelas atas.

Hotel, bisnis, dan rumah sakit swasta Thailand harus menahan diri menawarkan diskon besar untuk memikat wisatawan. Mereka harus mengikuti tujuan negara dalam membentuk wisata premium.

Dilansir dari Channel News Asia, Senin (4/7/2022) Thailand telah menerima sekitar 2 juta turis asing dalam 6 bulan pertama tahun ini. Ini merupakan kebangkitan yang stabil setelah industri pariwisatanya hampir runtuh karena pandemi dan lebih dari 18 bulan mewajibkan syarat masuk yang rumit dan mahal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami tidak bisa membiarkan orang datang ke Thailand dan mengatakan karena murah," kata Wakil Perdana Menteri Anutin Charnvirakul dalam acara promosi pariwisata.

Anutin ingin turis datang ke Thailand karena negara itu menawarkan wisata yang apik sehingga memang pantas dikunjungi. "Di situlah kita dapat meningkatkan nilai," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Anutin bahkan menyamakan pendekatan promosi wisata baru ini dengan merek fashion mewa Louis Vuitton.

"Tahan. Jual premium. Semakin mahal, semakin banyak pelanggan. Jika tidak, Louis Vuitton tidak akan memiliki penjualan seperti sekarang," ia mengungkapkan.

Thailand merupakan salah satu tujuan wisata populer di Asia. Negara ini dikunjungi 40 juta orang sebelum pandemi. Pendapatan dari sektor wisata adalah 1, 91 triliun baht atau setara dengan 11 persen dari produk domestik bruto.

Pada tahun 2022, Thailand menargetkan 10 juta kunjungan dari turis asing. Mereka meluncurkan program visa jangka panjang untuk orang asing kaya dan pekerja terampil. Mereka memang ingin menggaet turis dengan pengeluaran tinggi meskipun saat ini banyak pekerja wisata yang merugi karena pandemi.




(pin/pin)

Hide Ads