Traveler yang berencana jalan-jalan ke Jepang pada musim panas kali ini wajib berhati-hati. Sebabnya, suhu di sana amat tinggi hingga membuat orang sakit.
Gelombang panas yang melanda Jepang pada bulan Juni memang luar biasa. Dilansir dari Japan Times, Kamis (7/7/2022) lebih dari 15.000 orang sampai dilarikan ke rumah sakit karena kepanasan dan kelelahan.
Jumlah orang yang masuk rumah sakit pada bulan Juni ini merupakan yang tertinggi sejak 2010. Menurut Badan Penanggulangan Kebakaran dan Bencana, jumlahnya meningkat lebih dari dua kali lipat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekitar 70 persen kasus itu dilaporkan terjadi pada tanggal 24-30 Juni. Banyak orang berkeringat karena terdampak gelombang panas. Rekor suhu juga tercatat di 338 dari 914 stasiun pengamatan milik Badan Meteorologi.
Dari seluruh korban gelombang panas itu, 17 di antaranya meninggal. Jumlahnya juga lebih banyak dibandingkan pada tahun 2011 di mana yang meninggal berjumlah 14 orang.
"Selain karena gelombang panas yang tidak biasa, beberapa orang mungkin mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan kenaikan suhu yang tajam," kata seorang pejabat badan tersebut.
Ia meminta orang-orang untuk tetap terhidrasi dan sering beristirahat untuk menghindari sengatan panas. Beraktivitas hingga berwisata di ruang terbuka dalam waktu lama juga tidak disarankan.
Sementara itu, masyarakat Jepang juga merasa musim panas kali ini berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Karena suhu sangat panas, mereka tak bisa menikmati mekarnya bunga hydrangea.
Mereka juga menyadari bahwa gigitan nyamuk berkurang dan jangkrik juga enggan berbunyi. Serangga-serangga ini disinyalir memilih untuk tetap bersembunyi di sarang untuk menghindari suhu panas.
Baca juga: Apa yang Ditakutkan Jepang, Kini Terjadi |
(pin/fem)
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!