Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ditembak ketika berpidato di Kota Nara, Jepang. Peristiwa itu menjadi sebuah ironi karena Jepang memiliki tingkat kejahatan senjata api (senpi) yang rendah.
Shinzo Abe ditembak sebanyak dua kali oleh warga lokal Nara. Dari laporan NHK, polisi telah menangkap terduga pelaku yang bernama Yamagami itu.
Penembakan Abe terbilang keji karena ia ditembak sampai dua kali. Pada tembakan pertama, Abe langsung jatuh. Sementara itu, pada tembakan kedua, Abe terkapar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua tembakan itu mengenai dada Abe yang menyebabkan ia tumbang bersimbah darah. Kemungkinan, Yamagami menembaknya dengan shotgun dari belakang.
Abe langsung dilarikan ke rumah sakit menggunakan helikopter. Sementara Yamagami ditahan pihak berwajib.
Tertembaknya Abe merupakan kejadian ironi, sebab Jepang termasuk negara dengan tingkat kejahatan senjata api yang rendah. Sebagai perbandingan, pada tahun 2017, terjadi enam kasus kematian karena tembakan di Jepang sementara di Amerika Serikat (AS) terjadi 33.599 kasus.
Rendahnya tingkat kejahatan senpi ini juga didukung aturan yang ketat di Jepang. Dilansir dari BBC, bagi orang yang ingin membeli senjata api, diharuskan mengambil ujian tertulis dan lulus tes menembak dengan nilai minimal 95 persen.
Selain itu, pemilik senjata api juga harus dites kesehatan secara mental dan riwayat konsumsi obat-obatan. Ia juga harus bersih dari hubungan dengan kelompok ekstremis.
Tak hanya itu, kerabat hingga rekan kerja juga akan diperiksa sebelum seseorang diizinkan menggunakan senjata api. Bila tak sesuai aturan, polisi berhak menyita senjata api itu.
Jepang juga melarang penggunaan pistol untuk orang awam. Mereka hanya boleh memiliki senapan dan senapan angin.
Mengenai pembelian peluru juga diatur ketat. Orang Jepang hanya dapat membeli peluru baru dengan syarat mengembalikan sisa peluru yang dibeli pada kunjungan terakhir.
Polisi juga harus diberitahu lokasi pistol dan peluru disimpan. Pistol dan pelurunya harus disimpan secara terpisah dengan kunci berbeda.
Baca juga: Apa yang Ditakutkan Jepang, Kini Terjadi |
Polisi akan memeriksa senjata tersebut setahun sekali. Setelah 3 tahun, izin kepemilikan senpi akan habis dan orang itu harus mengikuti tes lagi.
Karena aturan yang ketat, Jepang menjadi negara dengan kepemilikan senpi yang rendah. Menurut Small Arms Survey pada 2007, jumlahnya sekitar 0,6 senapan per 100 orang. Bandingkan dengan di Inggris yang mencapai 6,2 senapan dan 88,8 di AS.
Simak Video 'Detik-detik Mencekam saat Mantan PM Jepang Shinzo Abe Ditembak':
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol