Ular memang hewan eksotis yang penuh dengan mistis. Di kalangan masyarakat beredar aneka kepercayaan soal ular, salah satunya kalau kita membunuh ular, bakal didatangi induknya atau emaknya, benar demikian atau hanya sekedar mitos?
Menurut Kinel dari Animals Education and Socialization, kelompok pencinta hewan yang selalu memberikan edukasi pada anak-anak dan dewasa, itu ternyata cuma mitos saja.
"Saya kasih tahu ular kalau menetas itu sebelum mau menetas sudah ditinggal telurnya. Kalaupun itu dierami rata-rata ular nggak dieramin telurnya. Jadi dia bertelur cari lubang yang perubahan suhunya nggak signifikan, udah itu jadi inkubator alami, jadi nggak dierami. Jadi dia sama sekali nggak kenal ibunya. Nanti pas sudah besar ketemu di jalan juga nggak cium tangan, nggak kenal soalnya," ujarnya saat ditemui di Bogor Fruit Garden, Bogor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ular ini makhluk soliter dia hidup sendiri saja dari mulai menetas sudah sendiri bahkan menetas bareng dengan teman-temannya sama kakak-kakaknya ya udah masing-masing aja jalan, ular mah sendiri saja. Kalau kita bunuh ular katanya disamperin emaknya, teorinya nggak ada, tapi kalau gaib itu bukan ranah saya, kek ada mahkota. Katanya ular gaib itu orang bilang ada mahkota, itu sebenarnya adalah kutu. Kutu itu menghisap darah ular di kepalanya sampai nggak lepas-lepas sampai kutunya seperti batu," ujarnya.
Begitu juga soal ular takut garam, menurut dia, hal itu juga mitos juga. Karena pada dasarnya ular tidak takut garam. "Jadi kita didoktrin dari kecil itu salah. Dulu guru taburin garam saat kemping, betul itu untuk (mencegah) lintah bukan untuk ular. Jadi ular nggak takut garam," ujarnya.
Kinel mengaku pernah membuat riset sederhana tentang garam dan ular ini. Dia menempatkan ular di akuarium, ular dipisahkan dari makanannya dengan membuat tanggul dari garam. Sehingga kalau ingin makan dia harus melalui tanggul garam itu.
"Percobaan pertama lolos, lalu percobaan yang kedua si ular mundur. Ternyata saya lihat rekamannya lidah si ular sudah menyentuh garam. Itu yang bikin dia mundur, karena lidahnya sensitif, jadi ketika dia kena garam dia keganggu bukan takut garam. Itu saja garamnya saya bikin kek tanggul, kek polisi tidur jadi ular nggak takut garam," ujarnya.
(ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol