Rombongan turis ini mendapat pengalaman yang tidak biasa. Bisa-bisanya ada longsoran salju besar dan mereka jadi saksi matanya.
Dilansir dari The Guardian, ada 10 turis yang mendaki ke Pegunungan Tian Shan di Kirgistan. Pegunungan Tian Shan terletak di tenggara Kirgistan dan China di perbatasan timur lautnya. Ini adalah bagian dari jalur perdagangan Jalur Sutra kuno dari Timur Tengah dan Asia ke barat.
Rombongan ini melakukan treking di area pegunungan, sampai ketika salju di gunung depannya mulai longsor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Longsoran salju itu menuruni gunung dengan kecepatan tinggi. Sementara rombongan ini mencoba bersembunyi di bukit batu.
Namun longsoran salju ini begitu mempesona, sampai seorang anggota yang bernama Harry Shimmin memisahkan diri dari grup. Dirinya langsung mengambil foto dan video saat suara es terdengar di belakang mereka.
"Saya sudah berada di sana selama beberapa menit, jadi saya tahu ada tempat berlindung di sebelah saya," jelasnya dalam video.
Dalam hitungan menit, longsoran salju itu seperti mengejar mereka. Seketika lembah diselimuti salju dan timpukan salju mulai berjatuhan di dekatnya.
"Saya baru pindah di detik terakhir dan ya, saya tahu akan lebih aman untuk pindah ke tempat penampungan secepatnya. Saya sangat sadar bahwa saya mengambil risiko besar." ujarnya.
Rasa senang ketika melihat peristiwa alam yang jarang diamati ini seketika berubah jadi ketakutan. Salju terus bergerak dan mulai menutupi mereka.
"Ketika salju mulai turun dan menjadi gelap, saya sulit bernapas. Saya menghancurkan salju-salju itu dan berpikir kemungkinan saya akan mati," ucapnya.
Tak berapa lama, longsoran salju mereda. Mereka keluar dari balik salju, seraya menyusul rombongan yang berada di depan.
"Kami hanya mendengar gemuruh ketika cahaya mulai redup," katanya.
Mereka selamat tanpa ada goresan di tubuh, hanya pusing saja. Tapi justru anggota rombongan lainnya terluka karena jatuh dari kuda.
"Seluruh kelompok tertawa dan menangis, senang bisa hidup. Baru kemudian kami menyadari betapa beruntungnya kami. Jika kita berjalan lima menit lebih jauh dalam perjalanan kita, kita mungkin akan mati," ujarnya.
(bnl/wsw)
Komentar Terbanyak
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol
Tragedi Juliana di Rinjani, Pakar Brasil Soroti Lambatnya Proses Penyelamatan