Kota Nara jadi tempat penembakan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe. Warga yang melihat kejadian ini diprediksi akan mengalami trauma.
Dilansir dari Japan Today, saat itu Abe tengah berbicara di dekat Stasiun Yamato-Saidaiji. Tiba-tiba saja Abe ditembak oleh Tetsyma Yamagami, warga Nara.
Kerumunan berhamburan. Namun aksi tersebut terekam oleh beberapa orang dan tersebar di media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengantisipasi trauma pada orang-orang yang melihat kejadian tersebut, Pemerintah kota telah menyiapkan hotline konseling khusus. Semua orang yang sengaja dan tidak sengaja ada di sana, boleh menggunakan konseling ini.
"Konselor di pusat kesehatan masyarakat kota akan menawarkan konsultasi dan perawatan kesehatan mental dan merujuk penduduk ke klinik jika perlu," kata pejabat Nara.
Layanan konseling ini tersedia setiap hari hingga 15 Juli. Sementara itu, pakar psikologi mengimbau masyarakat, terutama anak-anak dan mereka yang memiliki masalah kesehatan mental seperti gangguan stres pascatrauma, untuk menghindari menonton rekaman penembakan yang beredar luas di media sosial.
Hirokazu Tachikawa, seorang ahli psikiatri bencana dan profesor di Universitas Tsukuba, mengatakan bahwa orang harus menahan diri untuk tidak berulang kali menonton gambar dengan kejadian serupa.
"Mereka yang memiliki gejala seperti stres akut atau insomnia harus menghindari berita dan media sosial, dan berkonsultasi dengan spesialis tergantung pada sejauh mana mereka terkena dampaknya," kata Tachikawa.
Mafumi Usui, pakar psikologi sosial dan profesor di Universitas Niigata Seiryo, mengatakan anak-anak dapat lebih terpengaruh oleh gambar kejadian yang mengejutkan daripada orang dewasa. Mereka mungkin akan mengalami kecemasan lama setelah terpapar kejadian tersebut.
"Jika anak-anak terpengaruh, orang dewasa harus meyakinkan mereka bahwa mereka aman," ucap Usui.
(bnl/bnl)
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Ada Apa dengan Garuda Indonesia?