Tradisi sedekah laut di Desa Citemu, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat kembali digelar setelah absen dua tahun. Meriah banget.
Sedekah laut itu disetop sementara karena pandemi COVID-19. Makanya, warga rindu berat untuk bisa turun ke laut atau menonton dari tepi pantai.
Warga desa yang telah berkumpul sedari pagi. Anak-anak hingga orang dewasa tumpah ruah dalam acara tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesaji berupa miniatur kapal yang berisi kepala kerbau dan berbagai macam hasil bumi diarak keliling desa sebelum kemudian dilarung ke tengah laut. Dalam acara arak-arakan ini, juga ada tiga panggung musik dorong yang turut menyertai sembari membawakan lagu-lagu dangdut khas Pantura.
![]() |
Sementara pada prosesi larung sesaji ke tengah laut, ada puluhan perahu nelayan yang turut melakukan iring-iringan. Dalam mengikuti tradisi sedekah laut ini, para nelayan menghiasi perahu-perahu mereka dengan beragam umbul-umbul maupun bendera.
Kepala Desa (Kuwu) Citemu, Herintiano, mengatakan tradisi sedekah laut ini digelar sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberi rezeki kepada warga desa melalui laut.
"Selain itu, tradisi ini juga digelar dengan tujuan untuk memohon keberkahan dan juga keselamatan," kata Herintiano saat berbincang dengan detikJabar di Desa Citemu, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Minggu (17/7/2022).
"Karena memang hampir 90 persen masyarakat di Desa Citemu bermatapencaharian sebagai nelayan yang setiap harinya beraktivitas di laut. Jadi intinya sedekah laut ini sebagai bentuk syukur kita kepada Allah SWT," kata dia.
![]() |
Setelah prosesi arak-arakan hingga larung sesaji selesai dilakukan, acara selanjutnya diisi dengan berbagai macam hiburan rakyat, mulai dari pagelaran wayang, sandiwara, dangdut, dan lain-lain.
Rencananya, beragam acara hiburan yang menjadi rangkaian kegiatan dalam tradisi sedekah laut ini akan digelar selama empat hari berturut-turut.
"Alhamdulillah sekarang tahun sekarang perizinan sudah mulai longgar dan kasus COVID-19 juga sudah mulai berkurang," kata Herintiano.
(fem/fem)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum