Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) tengah gencar mengembangkan dan mempromosikan desa wisata di Indonesia.
Desa wisata dianggap sebagai salah satu tonggak pariwisata dan ekonomi kreatif. Selain untuk memperkaya destinasi wisata dan memberdayakan masyarakat, keberadaan desa wisata juga dapat membuka lapangan kerja.
Tidak hanya desa wisata yang masuk dalam nominasi 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), Kemenparekraf juga mempromosikan berbagai desa wisata yang tersebar di seluruh Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu upaya Kemenparekraf untuk memperkenalkan sekaligus mempromosikan desa wisata adalah dengan mengadakan familiarization trip (famtrip) atau perjalanan wisata pengenalan. Kegiatan famtrip ini merupakan tindak lanjut dari program ADWI 2021.
Tahun ini Kemenparekraf yang bekerja sama dengan Garuda Indonesia kembali menggandeng para KOL (Key Opinion Leader) atau influencer dan media dalam famtripnya.
Keterlibatan influencer dan media diharapkan dapat membantu Kemenparekraf untuk mempromosikan desa wisata yang dikunjungi. Baik melalui media tulisan maupun foto dan video di media sosial.
Salah satu kawasan yang menjadi tujuan famtrip adalah Labuan Bajo. Ini merupakan satu dari enam rangkaian famtrip yang diadakan. Labuan Bajo adalah destinasi kedua yang dikunjungi. Destinasi famtrip pertama adalah kawasan Mandalika.
![]() |
Dalam famtrip yang berlangsung pada 18-21 Juli 2022, ada dua desa wisata yang dikunjungi. Desa wisata Liang Ndara dan desa Wae Rebo yang menjuarai kategori daya tarik wisata pada ADWI 2021.
Desa wisata Liang Ndara terletak di Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat. Sedangkan desa wisata Wae Rebo berada di Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
![]() |
Di kedua desa wisata, para peserta famtrip akan diajak untuk berkenalan dengan berbagai daya tarik dan potensi wisata yang ada di destinasi. Selain itu, di desa wisata Wae Rebo para peserta akan merasakan langsung kehidupan dan budaya masyarakat setempat.
Setelah berkenalan, menyaksikan, dan merasakan langsung kehidupan di kedua desa wisata, diharapkan para peserta dapat membagikan pengalamannya. Sehingga pengalaman dan pesona wisata yang ada di kedua desa dapat sampai kepada masyarakat luas.
(ysn/ddn)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!