Jakarta -
Dinas Kebudayaan (Disbud) Badung mengumumkan restoran gua di dalam Hotel The Edge, Uluwatu, Bali tidak berada dalam gua yang diduga objek cagar alam. Soal perijinan operasional di tangan dinas lain.
Restoran itu bikin heboh karena dibangun di dalam gua. Tepatnya, gua di Hotel The Edge, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Bali.
Dalam prosesnya, pemerintah Badung mengecek langsung restoran gua tersebut untuk memastikan status gua. Selain itu, pemerintah setempat memastikan perijinan The Cave.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan kajian, Kepala Disbud Badung I Gde Eka Sudarwitha (48) menyatakan gua tersebut bukanlah Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB). Itu berdasarkan kajian teknis dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Bali bersama dengan tim dari program studi Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana serta Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Komda Bali-NTB-NTT.
Petugas melakukan peninjauan lapangan untuk memeriksa legalitas bangunan Restoran The Cave di kawasan Pecatu, Badung, Bali, Selasa (19/7/2022). (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF) |
"Tidak ditemukan aktivitas manusia masa lalu atau temuan arkeologi karena gua itu adalah rongga di dalam tanah yang jebol ketika ada aktivitas pembangunan hotel. Walaupun itu tidak bersifat gua tapi harus tetap dipelihara dan dijaga supaya pengunjung di sana aman untuk beraktivitas dan bisa dimanfaatkan untuk sarana pariwisata," kata Eka Sudarwitha ketika dihubungi detikBali.
Dia bilang ini merupakan pengalaman pertama menemukan restoran gua. Eka menuturkan sejatinya sebuah restoran atau peruntukan lain bisa saja dibangun di obyek-obyek yang diduga cagar budaya, tetapi harus berpegang teguh terhadap prinsip untuk tidak mengubah, merusak, hingga membahayakan pengunjung.
"Di masa yang akan datang jika ditemukan lokasi-lokasi yang barangkali diindikasikan sebagai objek yang diduga cagar budaya agar dapat berkoordinasi dengan kami di Dinas Kebudayaan. Nantinya, kami akan berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya agar sama-sama dapat merumuskan strategi pemanfaatannya. Konsep pelestarian bukan melarang, boleh memanfaatkan tapi agar tidak mengganggu, merusak dan keberadaan obyek," dia menjelaskan.
Sejak pemeriksaan oleh tim bentukan alai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Bali dan Disbud Badung, The Cave ditutup. Untuk dapat beroperasi kembali, kata Eka, itu tergantung keputusan di Dinas Perizinan Badung dan dinas terkait.
Halaman berikutnya >>> Penjelasan hasil kajian gua yang jadi restoran
Hasil Kajian Gua Tempat Dibangunnya Restoran
The Cave terletak di kawasan Bentang Lahan Solusional - Karst dengan litologi limestone (kapur). Kondisi lingkungan di sana kering dengan kandungan air sangat terbatas di permukaan, tetapi memiliki jalur-jalur bawah tanah yang membentuk rongga atau lorong-lorong kecil sebagai jalan air.
Eka menuturkan berdasarkan pengamatan pada saat ditemukan tidak ada pintu gua yang menghubungkan rongga tersebut dengan bagian luar. Demikian juga tidak ada lorong-lorong yang menghubungkan dengan rongga lainnya. Sehingga merupakan rongga atau ruangan tunggal.
Sesudah pengerjaan pengeboran pada tahun 2014, rongga ini baru terbentuk akses pintu gua karena runtuhan secara tidak sengaja di bagian langit-langit gua. Rongga besar yang berukuran panjang 12 meter, lebar 7 meter, dan tinggi 6 meter merupakan gua alam dengan interior berupa stalaktit, stalakmit, dan pilar.
Petugas melakukan peninjauan lapangan untuk memeriksa legalitas bangunan Restoran The Cave di kawasan Pecatu, Badung, Bali, Selasa (19/7/2022). (ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF) |
Hingga saat ini, pembentukan gua masih terbentuk dengan ditandai adanya tetesan air dan rembesan di beberapa bagian. Kemudian saat pengamatan dilakukan, kondisi rongga sudah terdapat stage lantai, peralatan, perlengkapan, dan interior dengan pola adaptif dengan karakter sekitarnya sehingga tidak mencolok, kecuali interior ceruk menyerupai gua gajah, dan arca.
Lantai gua sebagian besar sudah tertutup oleh stage lantai yang permanen. Sebagian lantai dikeramik terutama pada sisi barat untuk menghubungkan dengan bagian ruangan kecil. Sisi timur masih terdapat lantai gua yang terlihat dan tidak terdapat lapisan tanah, hanya beberapa runtuhan baru.
Berdasarkan pengamatan di luar The Cave, kata Eka, tidak ditemukan adanya indikasi kegiatan manusia masa lalu atau purba, kecuali jejak aktivitas sejak adanya pembangunan hotel. Namun, terdapat beberapa gua hunian di sekitar The Cave yang merupakan ODCB saat ini yaitu Gua Selonding dan Gua Karang Boma.
Adapun jarak antara The Cave dengan Gua Selonding sekitar 1 kilometer tetapi tidak ada bukti terkait hubungan kedua lokasi ini. Sama halnya juga tidak adanya temuan arkeologi di sekitar The Cave menunjukkan bahwa kawasan ini tidak ada hubungan tersebut.
Lalu pengamatan di dalam The Cave terhadap dinding dan permukaan lantai tidak ditemukan adanya indikasi aktivitas manusia masa lalu atau tidak ada temuan arkeologi. Berdasarkan hal tersebutlah diambil kesimpulan bahwa gua tersebut bukanlah ODCB.
Simak Video "Video Sensasi Makan di Warung Sambil Lihat Aneka Satwa dari Dekat"
[Gambas:Video 20detik]
Komentar Terbanyak
Penumpang Hilang HP di Penerbangan Melbourne, Ini Hasil Investigasi Garuda
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Keluarga Indonesia Diserang Pria di Singapura, Anak Kecil Dipukul dengan Botol