Terlalu Mahal, Operator Wisata Italia Minta Tarif Masuk P Komodo Diturunkan

Perwakilan operator wisata dari Italia meminta pemerintah Indonesia untuk menurunkan harga tiket Taman Nasional Komodo. Mereka khawatir tidak akan ada lagi wisatawan asal Italia yang akan pelesiran ke Flores.

"Kami terima jika memang ada kenaikan harga tiketnya, tetapi kenaikannya sangat tinggi, sehingga saya tidak yakin betul tamu-tamu dari Italia yang saya bawa akan mau ke Labuan Bajo," kata Perwakilan Tur Operator dari Italia Michele Barilari dari Labuan Bajo, seperti dikutip Antara, Senin (1/8/2022).

Michele menyebut sejatinya tidak masalah andai harga tiket masuk ke TN Komodo naik. Tetapi, nominalnya tidak masuk akal.

Ia mengatakan dalam setahun ia bisa membawa sekitar 50-an turis asal Italia masuk ke Labuan Bajo dan berwisata di kawasan wisata lainnya dua kali dalam setahun.

Sejak 2015 tur wisata itu selalu mempromosikan pariwisata Labuan Bajo di negaranya dan banyak wisatawan dari negaranya yang penasaran dengan keindahan Labuan Bajo.

Sejak pertama kali dirinya datang ke Labuan Baji untuk menjual destinasi wisata Labuan Bajo, belum banyak yang tahu, tetapi memasuki tahun 2019 semakin banyak wisatawan Italia yang datang.

Ia pun tidak yakin untuk liburan musim panas kali ini, akan banyak wisatawan dari negaranya yang akan berkunjung ke kawasan wisata super premium itu.

Ia pun mengatakan dengan harga ke TN Komodo sebesar Rp 3,75 juta mulai 1 Agustus 2022 akan sulit menjual destinasi wisata Labuan Bajo di masa datang kepada turis Italia.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur tetap dengan tegas menyatakan bahwa mulai Senin (1/8) ini harga tiket masuk ke Pulau Komodo sudah mulai diberlakukan.

"Pemberlakuan tarif masuk Pulau Komodo dan Padar sebesar Rp 3,75 juta tetap dilakukan mulai hari ini. Tarif masuk tetap diberlakukan dan sosialisasi juga tetap dilaksanakan," kata Gubernur NTT Viktor B Laiskodat.

Perubahan tarif masuk TN Komodo yang sekaligus merupakan biaya konservasi itu juga ditolak pelau wisata lokal. Mereka mogok melakukan layanan wisata, termasuk transportasi buat turis.