Nelayan Pantai Air Kuning ikut lomba jukung layar tanpa mesin meriahkan peringatan Tahun Baru Islam 1444 Hijriah dan tradisi petik laut. Kegiatan ini digelar Banjar Anyar, Desa Air Kuning, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, Bali, Selasa (9/8/2022).
Dari pantauan detikBali di lokasi, sebanyak 16 jukung beradu cepat. Nelayan mempersiapkan jukung yang digunakan untuk perlombaan, mulai dari mengecek kondisi jukung, memasang layar, dan katir jukung.
Selain itu, beberapa jukung nelayan peserta lomba sudah mencoba lintasan sebelum lomba dimulai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini pakai layar. Dilarang menggunakan mesin," kata Ahmad Rusdi (31), salah satu nelayan peserta lomba asal Banjar Anyar, ditemui di lokasi.
Karena menggunakan layar sebagai tenaga pendorong jukung, lanjut Rusdi, peserta harus mampu membaca arah mata angin. Jika tidak, maka perahu yang mereka kendarai akan terseret ombak.
"Angin dan ombak sangat berpengaruh," ungkapnya.
Karena ombak cukup besar, setiap jukung peserta lomba harus menerjang kerasnya ombak. Sejumlah jukung hampir terbalik karena dihantam ombak saat berlomba dengan jukung lain.
Panitia Petik Laut Sahradi (40) mengatakan, tradisi petik laut merupakan kegiatan rutin setiap tahun, sebagai wujud syukur para nelayan, khususnya Desa Air Kuning, kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rezeki yang sudah diberikan.
"Upacara petik laut rutin dilakukan setiap tahun. Di sini kelompok nelayan Desa Air Kuning juga selalu menggelar lomba balap jukung dalam upacara petik laut, sudah menjadi tradisi sejak dulu di sini," jelasnya.
Dalam perlombaan jukung layar ini, kata Sahradi, satu jukung terdapat dua orang yang memiliki tugas masing-masing. Satu orang sebagai juru kemudi dan satu lagi sebagai pendayung. "Jaraknya sekitar tiga kilometer dari bibir pantai," jelasnya.
Tradisi petik laut tidak hanya diselenggarakan Banjar Anyar, tetapi banjar lain yang ada di Desa Air Kuning.
"Kami tidak pernah memberi makan ikan, tetapi selalu memetik rezeki dari laut. Sehingga patut disyukuri agar rezeki selalu bertambah," ungkapnya.
Lomba jukung ini menarik banyak kunjungan penonton. Tidak hanya warga lokal, banyak wisatawan asing yang antusias menyaksikan keseruan lomba jukung dalam tradisi petik laut.
(sym/sym)
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum