Keliling Jakarta Cuma Bayar Rp 10.000, Depok, Tangsel, dan Bekasi Kapan?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Keliling Jakarta Cuma Bayar Rp 10.000, Depok, Tangsel, dan Bekasi Kapan?

Femi Diah - detikTravel
Kamis, 11 Agu 2022 20:10 WIB
Terminal Jatijajar yang berada di kawasan Depok kembali beroperasi. Sebelumnya, terminal itu ditutup guna mengantisipasi penyebaran COVID-19.
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Traveler bakal lebih mudah dan murah berkeliling Jakarta. Dengan berlakunya tarif integrasi transportasi umum di ibu kota maka biaya maksimum menggunakan angkutan umum massal di Jakarta hanya Rp 10.000. Bagaimana di daerah penyangga?

Syaratnya tidak sulit. Yakni, perjalanan harus menggunakan kombinasi antara Transjakarta, MRT, dan/atau LRT.

Bagi yang ingin mendapatkan paket tarif integrasi ini, traveler wajib menggunakan pembayaran dengan menggunakan e-money atau kartu uang elektronik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Metode pembayaran paket tarif layanan angkutan umum massal menggunakan uang elektronik dengan prosedur sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan," begitulah bunyi Kepgub DKI Jakarta Nomor 733 Tahun 2022 tentang Besaran Paket Tarif Layanan Angkutan Massal.

Apa perbedaan tarif integrasi dengan sebelumnya?

ADVERTISEMENT

Jika sebelumnya perjalanan dari Kota ke Lebak Bulus menggunakan kombinasi Transjakarta dan MRT menghabiskan biaya Rp 17.500 (Rp 3.500 + Rp 14.000). Maka dengan tarif integrasi, biaya yang dibutuhkan hanya Rp 10.000.

Caranya, detikers harus menggunakan perjalanan kombinasi dari dua moda transportasi umum, yakni Transjakarta dan MRT. Misalnya, dari Kota ke Bundaran HI menggunakan Transjakarta berbiaya Rp 3.500. Kemudian dilanjutkan dengan MRT dari Bundaran HI menuju Lebak Bulus dengan biaya Rp 14.000.

Perlu diingat, waktu maksimal perjalanan untuk mendapatkan tarif integrasi ini adalah 180 menit. Artinya, pengguna harus menyelesaikan sekali perjalanannya menggunakan integrasi moda tidak lebih dari tiga jam.

Selain itu perpindahan moda harus dilakukan di halte/stasiun integrasi yang telah tersedia. Saat ini, halte atau stasiun yang sudah terintegrasi secara fisik adalah halte/stasiun Bundaran HI (MRT dan Transjakarta), halte CSW dan stasiun MRT ASEAN, serta halte Rawamangun dan stasiun LRT Velodrome.

Jadi, perjalanan kombinasi untuk mendapatkan tarif integrasi tersebut harus mempunyai irisan di salah satu halte/stasiun tersebut.

Bagaimana dengan Transportasi Integrasi di Depok, Tangsel, dan Bekasi?

Jika DKI sudah bikin terobosan soal transportasi umum buat traveler, bagaimana dengan daerah satelitnya? Alih-alih mendapatkan tarif integrasi transportasi umum yang lebih murah, traveler belum bisa menjelajahi kawasan Depok, Tangsel, dan Bekasi dengan transportasi terjadwal dengan lebih leluasa.

Sebagai gambaran Depok baru memiliki satu jalur TransJakarta, yakni layanan TransJakarta Rute D11 rute Terminal Depok - BKN. Sementara Tangsel sempat layanan BSD- Bundaran Senayan (S12), Bintaro-Blok M (S31), Pondok Cabe-Tanah Abang (S41), Jatijajar-Lebak Bulus (D21), dan Cinere-Kuningan (D31).

"Mendengar ongkos transportasi umum di Jakarta dengan segala moda maksimal Rp 10.000 dengan durasi 3 jam, bikin jiwa iriku meronta-ronta. Sementara sebagai warga Depok, moda transportasi masih minim pilihan," kata Ria, warga Pancoran Mas, Depok.

"Dari Stasiun KRL hanya ada angkot, yang tarifnya kadang semaunya, tidak pernah tertulis tarif resmi. Bahkan, di tengah macet naik angkot seringnya agak serem, karena memaksa masuk ke lajur yang sudah ada kendaraan lain, bahkan menutup jalur motor atau dialihkan ke jalur lain. Pilihan lain ojek online yang tidak murah sebagai pilihan harian," dia menambahkan.

Ria berharap Depok bisa mengambil langkah serupa DKI. Apalagi, Depok memiliki wilayah yang cukup luas.

"Bukankah banyak pekerja di Jakarta yang tinggal di Depok? Seharusnya, mereka dimudahkan untuk menjangkau tempat kerja. Kalau perlu bantuan pemerintah DKI untuk mewujudkannya saya rasa tidak masalah," kata Ria lagi.

Sementara itu, TransJakarta di Tangsel hanya menjangkau dari dan ke Ciputat. Pada 2019, ada empat rute TransJakarta yang mencapai Tangsel. Yakni, BSD- Bundaran Senayan (S12), Bintaro-Blok M (S31), Pondok Cabe-Tanah Abang (S41), Jatijajar-Lebak Bulus (D21), dan Cinere-Kuningan (D31).

Tetapi, dalam prosesnya operasional TransJakarta S41 di Tangsel diprotes oleh ratusan sopir angkot. Rute pun dialihkan.

"Kalau memang transportasi di Tangsel bisa terintegrasi dengan Transjakarta akan sangat menghemat biaya dan tenaga. Dulu katanya, MRT mau sampai Pamulang terus ke Puspitek Serpong, sampai sekarang kok belum ada tanda-tandanya?" kata Danang Raharja, warga Pondok Cabe yang berkantor di Jakarta.

"Transportasi terjadwal dan terintegrasi sudah sangat dibutuhkan, apalagi dengan kemacetan di Cireundeu dan Ciputat macetnya yang makin tidak karu-karuan. Sering kali naik motor saja berhenti, tidak ada celah, terutama hari Senin. Sudah ada sih bus Transjakarta yang melewati Ciputat tapi rasanya masih kurang," dia menambahkan.

Warga Bekasi memiliki pilihan transportasi umum lebih banyak. TransJakarta bahkan menawarkan dua opsi pelayanan, Royal Transjakarta yang harga tiketnya Rp 20 ribu dan Transjakarta dengan tarif Rp 3.500.

"Cukup banyak rute Transjakarta dari dan ke Bekasi. Tetapi kalau ada layanan terintegrasi akan lebih oke," ujar Haryanto.




(fem/ddn)

Hide Ads