Kulit Garut Terbaik No.3 di Dunia, Tapi Kok Gitu-gitu Aja?

Produk kulit Garut disebut-sebut sebagai nomor tiga terbaik di dunia. Namun, hasilnya seperti itu-itu saja atau seperti beda kasta dengan produk terkenal dari luar negeri.

Aneka kendala lalu dijelaskan oleh Meta, pengrajin kulit dan sudah memiliki toko di Garut. Meski kualitas kualitas kulit itu terbaik nomor 3 di dunia, ada kendala serius bagi pengembangan kulit.

"Pertama, karena kebanyakan pengrajin kita itu otodidak. Ditambah lagi kendalanya di modal. Intinya itu," kata dia pada tim detikcom di awal Agustus 2022 lalu.

Meta menyebut bahwa hasil kerajinan yang baik harus didukung dengan alat yang memadai. Jadi, pengolahan hasil kulit yang baik dan siap diproses selanjutnya menjadi tas-jaket saja masih belum cukup.

"Karena hasil bagus itu kan harus memakai mesin. Sedangkan dari pengrajin-pengrajin kita itu nggak punya mesinnya dan belum ada pabrik besar di Garut yang sengaja memproduksi produk kulit," terang dia.

"Untuk nama-nama besar, contoh sol yang mereka pakai sudah dipesan atau diproduksi sendiri. Kita kan belum. Mesin-mesin mereka sudah lengkap dan kita belum punya. Itu sih keterbatasannya," urai dia.

Terkait model, kata dia, produk kulit tidak terlalu berubah signifikan. Namun, banyak UMKM di Garut yang masih menjahit hingga memoles manual yang membuatnya kalah rapi dari produk luar.

"Kadang dari ide kita sendiri, kadang ada juga sudah ada kita modifikasi. Sebenarnya dari kulit sanggup bersaing. Tapi kalau jahitan ya kalah jauh dan kalah nama brand," terang dia.

Terakhir, menurut pegawai pabrik pengolah kulit di Garut, tidak banyak negara yang mau membangun pengolahan kulit karena keruwetan dari IPAL (instalasi pengolahan air limbah). Di atas Indonesia, ada Italia-Turki yang menempati posisi pertama dan kedua dalam hal pengolah kulit terbaik di dunia.