Tarik Ulur Tiket Komodo, Pemerintah Mencla-mencle?

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tarik Ulur Tiket Komodo, Pemerintah Mencla-mencle?

Tim detikcom - detikTravel
Kamis, 18 Agu 2022 09:06 WIB
Wisatawan dan ranger memperhatikan Komodo di Pulau Rinca.
Komodo Foto: Dadan Kuswaraharja
Jakarta -

Penerapan tarif yang mahal demi konservasi di 2 destinasi unggulan seperti Candi Borobudur dan Taman Nasional Komodo ditunda karena banyak penolakan. Namun ada suara lain yang malah menilai pemerintah ini mencla-mencle dalam menetapkan tarif wisata.

Mereka menilai pemerintah tidak melakukan sosialisasi dan kajian yang cukup mendalam mengenai penerapan tarif baru yang membuat arus penolakan semakin kuat. Akhirnya kebijakan maju mundur seperti ini malah membuat dunia wisata Indonesia kalah selangkah dibanding negara di kawasan Asia Tenggara. Bagaimana respons Kemenparekraf dalam hal ini?

Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan dalam 5 bulan ke depan, selepas pengumuman penundaan kenaikan tiket masuk Taman Nasional (TN) Komodo Rp 3,750 juta oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Senin pekan lalu (8/8/2022), pemerintah akan meningkatkan komunikasi dengan pelaku usaha pariwisata Labuan Bajo dalam upaya mencarikan solusi terbaik yang menguntungkan bagi berbagai pihak terkait.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemenparekraf menugaskan satuan kerja Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) untuk membuka ruang dialog dengan pelaku pariwisata di Labuan
Bajo
secara berkala hingga Desember 2022 untuk memastikan komunikasi yang lebih baik, lebih efektif agar masyarakat betul-betul mengerti kebijakan yang seharusnya
berpihak kepada kesejahteraan masyarakat," ujar Sandiaga dalam pernyataan tertulis menanggapi pertanyaan detikcom.

Dia menuturkan dialog pertama telah dilakukan pada Kamis, 4 Agustus 2022 dan dalam Dialog tersebut Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina, hadir secara langsung bersama Deputi Tata Kelola Destinasi, Vinsensius Jemadu mendengarkan, mencatat, dan menampung semua keluhan, saran, serta masukan dari para pelaku pariwisata.

ADVERTISEMENT

"Ruang dialog publik tersebut untuk mencari solusi terbaik serta menjaga narasi yang positif dengan mengedepankan konservasi dan pemulihan ekonomi dilakukan secara
beriringan dalam upaya mensejahterakan masyarakat," ujar Sandiaga.

Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Manggarai Barat, Paulus Setahu lanjut Sandiaga, sudah menginformasikan bahwa aktivitas berwisata di Labuan Bajo telah kembali normal.

Para wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan Nusantara (wisnus) sudah berdatangan. Dari terminal bandara, umumnya para pelancong langsung ke kapal laut
untuk menikmati keindahan Taman Nasional Komodo.

"Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat bersama Keuskupan Ruteng juga menggelar Festival Golo Koe di Labuan Bajo selama 8-15 Agustus 2022. festival ini diselenggarakan untuk menumbuhkan pariwisata Labuan Bajo-Flores yang berakar dan bertumbuh dalam keunikan serta kekayaan budaya dan spiritual setempat. Selain itu, untuk mendorong aktivitas ekonomi kreatif masyarakat sekitar," tutup Sandiaga.

Selain Taman Nasional Komodo, kenaikan tarif naik ke Candi Borobudur sebesar Rp 750 ribu juga ditunda setelah ada




(ddn/ddn)

Hide Ads