Heroik! Hendak Liburan, Suami Istri Bantu Kelahiran Bayi Prematur di Pesawat

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Heroik! Hendak Liburan, Suami Istri Bantu Kelahiran Bayi Prematur di Pesawat

Femi Diah - detikTravel
Minggu, 21 Agu 2022 05:01 WIB
Ilustrasi perempuan hamil traveling
Ilustrasi perempuan hamil traveling (Getty Images/iStockphoto/encrier)
Jakarta -

Kembali, bayi lahir di pesawat. Tidak disangka-sangka, ibu ini melahirkan bayi prematur di angkasa pada ketinggian 35 ribu kaki.

Seorang ibu dalam penerbangan dari London Heathrow ke Manila di Filipina dengan transit di Kuwait, ditempuh dalam waktu sembilan jam, tiba-tiba merasakan mulas yang luar biasa. Dia mengandung, tetapi belum saatnya melahirkan. Usia kandungannya baru enam bulan.

Kru kabin yang membantu penumpang itu segera tahu bahwa si ibu bakal segera melahirkan. Mereka pun bergegas mengumumkan panggilan darurat kepada penumpang dengan kemampuan medis untuk membantu kelahiran itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beruntung, di dalam pesawat ada dua penumpang dari Stoke and Trent, Inggris, Sheryl dan Ruel Pascua, yang merupakan perawat di NG Healthcare di Trentham. Di dalam pesawat itu juga ada dua perawat.

Sheryl dan Ruel sejatinya tengah dalam perjalanan liburan.

ADVERTISEMENT

"Ketika saya mencoba melakukan pemeriksaan dalam, saya terkejut dan senang saat melihat kepala bayi sudah kelihatan," kata Sheryl seperti dikutip Mirror, Sabtu (20/8/2022).

"Saya berteriak meminta Ruel membantu sekaligus memberikan arahan dan segera menyiapkan persalinan itu. Tidak lama kemudian bayi laki-laki itu. Dia memegang bayi itu sedangkan saya berfokus kepada ibu plasentanya," dia menjelaskan.

Kendati biasa menangani persalinan, tetapi Ruel waswas. Sebab, ini menjadi pengalaman pertamanya menangani persalinan di pesawat sehingga peralatan medis tidak komplet. Sudah begitu, usia kehamilannya belum mencapai 9 bulan.

"Saya sedikit gugup karena cukup menakutkan dan di luar kenyamanan setiap tenaga medis. Bayinya baru berusia sekitar 24 minggu, jadi ukurannya sama dengan telapak tangan suami saya, dia sangat kecil," kata Ruel.

"Ini pertama kalinya saya membantu seorang ibu dalam penerbangan dan peralatan medis tidak lengkap sehingga kami harus berimprovisasi dan berpikir dengan cepat," dia menambahkan.

"Itu adalah pengalaman yang paling mendebarkan, tidak terduga, dan sekaligus paling membanggakan hati saya dan suami saya sepanjang profesi keperawatan kami. Kami melayani pasien tiga sampai empat kali seminggu, tetapi pengalaman ini sangat berbeda dan unik," katanya lagi.

"Saya sangat tersanjung dan terhormat bahwa Tuhan telah mengatur hal-hal ini terjadi dan menugaskan saya, suami saya, dan dua perawat lain dari London, untuk menyelamatkan bayi dan ibu untuk seluruh perjalanan sembilan jam," kata dia lagi.

Setelah pesawat mendarat di Manila, si ibu dan bayi segera dilarikan ke rumah sakit. Si ibu mendapatkan perawatan intensif sedangkan bayi laki-laki dirawat dengan ventilator. Tim medis rumah sakit menyebut kondisi keduanya baik-baik saja.

Peristiwa itu membuat Sheryl dan si ibu bayi memiliki hubungan pertemanan spesial. Mereka tetap menjalin komunikasi setelahnya.




(fem/fem)

Hide Ads